Diposkan pada Chapter, EXO Planet, EXO-K, EXO-M, Family, Fanfiction, Freelance, Genre, Kai, Lu Han, Romance, SCHOOL LIFE, Se Hun, Series, Suho

True Love #6

 

Tittle                : True Love (Part 6)

Author             : Jellokey

Main Cast        :

Kim Jong In (Kai EXO-K)

Oh Sehun (Sehun EXO-K)

Luhan (Lu Han EXO-M)

Kim Joon Myun (Suho EXO-K)

Kang Jeo Rin (OC)

Shin Min Young (OC)

Support Cast   :

Wu Fan (Kris EXO-M)

Park Chanyeol (Chanyeol EXO-K)

Do Kyungsoo (D.O EXO-K)

Byun Baekhyun (Baekhyun EXO-K)

Kim Min Ra (OC)

Jang Mi Sun (OC)

and others

Length             : Chaptered

Genre              : Romance, Family, School Life

Rating             : PG-15

 

Annyeong….. Adakah yang menunggu ff gaje ini? Semoga ada. Typo bertebaran. Ff ini pernah di post di

http://exomkfanfiction.wordpress.com

http://exofanfictionindonesia.wordpress.com

Oke, langsung baca jangan lupa comment dan like ^^

TRUE LOVE

 

 

Jeo Rin tidak mengaktifkan handphonenya begitu sampai di Seoul. Ia takut Suoh menghubunginya. Ia juga berpesan pada pembantunya untuk mengatakan kepada siapa saja yang mencarinya bahwa ia sedang berada di luar negeri. Ia langsung masuk ke kamarnya begitu selesai mengatakan pesannya.

***********

‘Apa yang terjadi padaku? Kenapa kau bisa tidur dengan namaja itu?’ Jeo Rin membuka syal yang melilit di lehernya yang langsung menampakkan tanda kemerahan di sana.

“Kita melakukannya dalam keadaan sadar, baby.” kata itu terus terngiang di kepala Jeo Rin.

“Tidak mungkin aku melakukannya dengan namja itu.” Jeo Rin menggelengkan kepalanya. Lalu ia membuka dressnya. Bisa ia lihat tubuhnya dipenuhi tanda dari Kai.

“Menjijikkan. Seluruh tubuhku dipenuhi tanda namja itu. Aku harus menghilangkan tanda ini.” Jeo Rin masuk ke kamar mandi. Menyalakan shower dan menyabuni seluruh tubuhnya dengan kasar. Lalu ia berjalan menuju cermin.

“Belum hilang.” Ia kembali melakukan itu.

“Kenapa belum hilang juga?” Jeo Rin terus bolak-balik shower cermin. Lalu ia mengisi air di bathup. Masuk ke dalam bathup memeluk lututnya.

“Aku kotor. Tanda ini tidak mau hilang juga. Aku benar-benar menjijikkan.” Jeo Rin menenggelamkan dirinya di bathup.

************

Sudah satu hari Jeo Rin tidak keluar dari kamarnya. Dan ini membuat pembantunya, Bibi Han khawatir. Bibi Han sudah menghubungi Ny. Kang yang saat itu sedang berada di New York. Ny. Kang sudah menghubungi Jeo Rin tapi tidak ada jawaban. Ia belum bisa pulang ke Seoul karena urusannya di New York belum selesai. Ia lalu menyuruh Min Young untuk melihat keadaan putrinya.

************

“Apa yang terjadi pada Jeo Rin?” tanya Min Young begitu masuk ke rumah keluarga Kang.

“Saya tidak tahu, nona. Begitu pulang dari Pulau Jeju nona langsung masuk ke kamar dan belum keluar sampai sekarang.” Bibi Han mengantar Min Young ke kamar Jeo Rin yang berada di lantai dua.

“Jeo Rin-ah… buka pintunya. Ini aku, Min Young.” Min Young mengetuk pintu kamar Jeo Rin.

“Jeo Rin….” tidak ada jawaban. Min Young mencoba membuka pintu kamar Jeo Rin. Terbuka. Pintunya tidak dikunci. Kosong. Itu yang Min Young dapati begitu masuk ke kamar Jeo Rin. Tidak ada Jeo Rin. Yang terdengar hanya suara gemericik air. Min Young berjalan ke arah kamar mandi.

“Jeo Rin-ah… kau di dalam?” Min Young mengetuk pintu kamar mandi.

“Jeo Rin….” Tidak ada jawaban. Min Young membuka pintu kamar mandi. Yang ia temukan hanya shower yang menyala. Ia lalu membuka tirai dan memndapati Jeo Rin pingsan di dalam bathup.

“Jeo Rin-ah……” Min Young mencoba mengangkat Jeo Rin.

“Bibi Han, bantu aku.” Min Young mengambil handuk menutupi tubuh Jeo Rin. Ia terkejut mendapati tanda biru keunguan di seluruh tubuh Jeo Rin.

“Hubungi dokter, bi.” kata Min Young begitu menidurkan Jeo Rin di tempat tidur. Mengeringkan tubuh Jeo Rin dan memakaikan Jeo Rin pakaian. Bisa Min Young rasakan tubuh Jeo Rin yang sangat panas saat memakaikan Jeo Rin baju.

‘Apa yang terjadi padamu? Kenapa banyak tanda kebiruan di tubuhmu?’

“Nona, sebentar lagi Kim uisa datang.”

************

“Nona Jeo Rin demam. Selain karena terlalu lama di dalam bathup juga karena ada sesuatu yang menjadi beban pikirannya.” Terang Kim uisa. Dokter pribadi keluarga Kang.

“Beban pikiran?”

“Ne. ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dan kalau nona Jeo Rin sudah sadar nanti jangan bertanya apa-apa dulu. Biarkan dia tenang.”

“Baik, uisa.”

“Kalau begitu saya permisi.” Pamit Kim uisa.

***********

“Eungg..” Jeo Rin membuka matanya perlahan.

“Jeo Rin… kau sudah sadar?” Min Young memutuskan menginap di rumah Jeo Rin sampai Jeo Rin sembuh. Jeo Rin baru sadar setelah 18 jam tertidur.

“Min… Young…” suara lemah Jeo Rin.

“Istirahatlah. Kau masih lemah.” kata Min Young yasng melihat Jeo Rin hendak bangkit. Jeo Rin hanya diam.

“Aku akan memnita Bibi Han untuk membuatkanmu makanan.” Min Young beranjak dari tempat tidur.

“Young-ah, tolong jangan beritahu siapa-siapa keadaanku.” kata Jeo Rin lemah.

“Suho oppa?” Jeo Rin membulatkan matanya.

“Kau sudah memberitahunya?”

“Belum. Aku terlalu panik saat menemukanmu tadi.”

“Jangan beritahu dia. Jebal..”

“Wae?” Jeo Rin terdiam.

“Geurae.” kata Min Young mengingat perkataan Kim uisa.

************

Dua hari Min Young berada di rumah Jeo Rin, tapi ia belum mendapatkan jawaban penyebab Jeo Rin depresi. Jeo Rin masih bungkam. Ia hanya bicara saat ia membutuhkan sesuatu. Keadaan Jeo Rin sudah lebih baik. Tapi tubuhnya masih hangat.

“Min Young…” Min Young terkejut karenas Jeo Rinm memeluknya tiba-tiba. Min Young mengelus-elus kepala Jeo Rin.

“Ada apa? Ceritakan padaku. Kau tahu, kau membuatku khawatir karena terus diam.”

“Aku kotor, Young-ah.”

“Apa maksudmu?” Min Young melepas pelukannya. Menatap penuh tanya pada Jeo Rin.

“Tanda ini, namja itu membuat tanda menjijikkan ini di seluruh tubuhku.” Jeo Rin menangis. Ia memukul-mukul lehernya.

“Hentikan, Jeo Rin-ah.” Min Young kembali  memeluk Jeo Rin.

“Tenanglah. Ceritakan padaku.” Min Young mengelus kepala Jeo Rin. Mencoba menyalurkan kekuatan pada temannya itu.

“Aku… tidak tahu…. apa yang terjadi malam itu. Saat pagi aku bangun, namja itu memelukku dengan tubuh naked. Dia meniduriku, Min Young. Aku sudah tidak suci lagi.” Jeo Rin menangis semakin keras. Min Young terkejut mendengar kata-kata Jeo Rin.

“Siapa yang melakukannya, Jeo Rin-ah?”

“Aku tidak mau menyebut nama namja itu. Dia brengsek. Aku membencinya.”

“Katakan padaku. Aku tidak mau melihatmu seperti ini, sedangkan dia bersenang-senang di luar sana. Siapa yang melakukannya?” tanya Min Young lembut.

“Kai…”

“Kai? Namja brengsek itu. Aku sudah salah menilainya.”

Jebal, jangan beritahu siapa-siapa, Young-ah. Aku takut.”

“Tenanglah. Aku selalu di sampingmu. Aku tidak akan memberitahu siapa-siapa.” Min Young melepas pelukannya. Lalu berdiri.

“Kau mau ke mana?”

“Aku mau pergi sebentar. Jangan melakukan yang aneh-aneh.” ‘kau harus bertanggung jawab, Kai.’ batin Min Young.

***********

Di sinilah Min Young berada. Di sebuah cafe, menunggu Kai sang Casanova. Mengaduk ice cappucinonya gusar. Ia bahkan membatalkan janjinya dengan Sehun setelah mendengar cerita Jeo Rin.

“Lama sekali dia?” Min Young takut meninggalkan Jeo Rin lama-lama. Ia takut Jeo Rin akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Bunuh diri.

“Kau sudah lama?” Kai mengambil tempat duduk di hadapan Min Young yang duduk membelakangi kaca transparan yang memperlihatkan keadaan di luar café. Matanya tak sengaja menangkap sosok Sehun sedang memperhatikan Min Young dari luar. ‘Sehun? Sekalian saja aku menghancurkan hubungan Min Young dengan Sehun. Sehun tipe namja seperti Suho. Suka cemburu buta. Semua namja pasti begitu, Kai. Maaf, Min Young. Aku tidak tahan melihat Lu Han sedih.’ batin Kai. Kai pindah ke samping Min Young lalu mencium pipi Min Young.

Jadi ini alasan kau membatalkan janji denganku?’ Sehun memniggalkan tempat itu. Ia tidak menyangka Min Young membohonginya.

“Jangan berpikir aku yeoja yang sering kau temui dan dengan seenaknya kau menciumku.” Min Young menghapus bekas ciuman Kai di pipinya. Kai terkekeh.

“Ada apa? Kau bilang ingin membicarakan sesuatu yang penting. Apa kau mau menyatakan perasaan padaku? Tapi maaf, Min Young. Sudah ada yang memiliki hatiku. Dan lagi aku hanya menganggapmu sebagai dongsaengku.” kata Kai percaya diri.

“Cih… aku tidak sudi punya oppa sepertimu. Apa-apaan perkataanmu? Kau mau mengatakan kalau kau menyukai yeoja? Aku pikir kau menyukai semua yeoja yang kau lihat.” Min Young meremehkan Kai.

“Lupakan yang tadi. Percuma bicara denganmu. Tidak peka.” ‘Orang ini suka sekali mempermainkan emosi orang.’ batin Min Young.

“Aku pikir kau sudah berubah.” Kai menatap Min Young bingung.

“Apa maksudmu?”

“Jeo Rin… Apa yang kau lakukan pada Jeo Rin?” Min Young berusaha mengontrol emosinya. Ia tidak mau jadi pusat perhatian orang-orang di cafe.

“Jadi dia sudah bercerita padamu?” kata Kai menyeringai.

“Kenapa harus Jeo Rin? Kau bias melakukannya pada yeojamu.”

“Kau bicara seolah-olah aku sudah sering melakukan ‘itu’. Aku bukan namja murahan. Jeo Rin yeoja pertama yang kuajak bermain. Kami melakukannya dalam keadaan sadar. Kau tidak mau melakukannya dengan Sehun? Kau tahu, rasanya seperti di surga.” kata Kai berlebihan.

“Sehun bukan namja sepertimu. Kau pasti menjebak Jeo Rin. Aku tahu bagaimana Jeo Rin memandangmu. Dia sangat membencimu.” ‘Kau hebat, Min Young. Untuk yang satu ini kau benar-benar peka. Sayangnya Jeo Rin tidak dan aku benar-benar beruntung.’ batin Kai.

“Kau harus bertanggungjawab, Kai. Kau sudah membuatku kehilangan temanku.”

“Aku memang akan bertanggungjawab. Aku sudah mengatakan itu pada Jeo Rin. Dan apa maksud kalimat terakhirmu itu?”

“Jeo Rin menjadi aneh sejak pulang dari Pulau Jeju. Ia menjadi pendiam. Ia mengurung diri di kamar selama satu hari. Dan aku menemukannya pingsan di dalam bathup.” Entah kenapa Min Young dengan lancarnya memberitahu Kai.

“Mwo? Apa dia sakit?”

“Tentu saja, pabo. Jiwa raganya sakit karenamu. Dia stress. Kenapa aku memberitahumu?” Min Young bingung.

“Aku pulang dulu.dan aku minta jangan muncul di depan Jeo Rin.”

“Di mana Jeo Rin sekarang?”

“Dia sedang menenagkan dirinya di luar negeri.” Min Young meninggalkan Kai.

“Benarkah? Dari cara bicaramu Jeo Rin berada di Seoul, Min Young.” Dengan cepat Kai berjalan mencari Min Young. Tapi tidak ia temukan. ‘Aku yakin Jeo Rin berada di Seoul. Min Young bilang Jeo Rin sakit, berarti dia berada di rumah sakit. Tapi di rumah sakit mana?’ Kai berpikir, ‘aku akan mencarinya di semua rumah sakit yang ada di Seoul. Aku akan ke rumahnya terlebih dahulu.’

*****************

Kai menghampiri Chanyeol dan Kris yang sedang asyik bermain dengan yeojanya. Ia langsung mengambil wine Chanyeol dan meminumnya dalam sekali teguk. Lalu menuangkan wine ke gelasnya lagi. Ia memainkan gelasnya. Dentuman musik dan para yeoja yang menghampirinya tidak bisa menariknya dari pikiran tentang Jeo Rin. Ia sudah mencari Jeo Rin di semua rumah sakit yang ada di Seoul, tapi tidak ada Jeo Rin. Ia sudah ke rumah Jeo Rin tapi Jeo Rin juga tidak ada. ‘Jadi Min Yong tidak berbohong?’

“Kau kenapa? Wajahmu jelek sekali.” Kata Kris yang sudah menghentikan permainannya karena melihat wajah suntuk Kai untuk yang pertama kalinya. Biasanya Kai tidak pernah menampakkan wajah suntuknya pada Kris dan Chanyeol. Ia langsung bermain dengan yeoja yang menghampirinya untuk menghilangkan masalah. Dan Kai bukanlah namja dengan seribu masalah di hidupnya. Hidup Kai sangat santai sebelum ia bertemu dengan Jeo Rin. Itu menurut Kris dan Chanyeol.

“Jeo Rin sakit.”

“Mwo?” Walaupun Chanyeol sedang ‘bermain’ dan suara musik yang berisik, Chanyeol masih bisa mendengar Kai. Dan dia cukup terkejut.

“Jeo Rin sakit? Apa mungkin dia hamil, Kai? Tapi ini baru dua minggu sejak kejadian itu. Berarti saat itu masa suburnya, Kai.” Kata Chanyeol tanpa jeda.

“Jadi, kau suntuk karena Jeo Rin hamil? Kau tidak mau bertanggungjawab? Lain kali kalau mau ‘bermain’ pakai pengaman, pabo.” Kris menimpali.

“Aku hanya menjebaknya. Bukan mengambil harta paling berharga miliknya.”

“Jeongmal?” Tanya Chanyeol.

“Ne. Aku tidak mungkin menghancurkan masa depan yeoja yang kucintai meski aku sangat ingin melakukannya.”

“Jeo Rin sakit apa?” Tanya Kris.

“Aku tidak tahu. Min Young bilang Jeo Rin stress. Mungkin karena ia berpikir kalau aku benar-benar melakukan ‘itu’ padanya.”

“Kau sudah menemuinya?” Tanya Chanyeol.

“Jeo Rin tidak di Seoul. Ia di luar negeri.” Jawab Kai frustasi.

“Apa kau akan tetap menjalankan rencanamu? Suho belum tahu saja Jeo Rin sudah seperti ini. Apalagi kalau Suho tahu, mungkin Jeo Rin akan bunuh diri.” Kata Chanyeol.

“Kau berlebihan, Chanyeol. Aku akan tetap menjalankan rencanaku. Aku hampir berhasil kenapa harus berhenti?” Kata Kai yang sudah menjadi dirinya kembali.

****************

Jeo Rin sudah kembali seperti semula. Ia sudah bisa melupakan kejadian yang menimpanya dengan bantuan Min Young. Selama liburan sekolah Min Young terus bersama Jeo Rin. Ia seperti melupakan Sehun. Mereka hanya berhubungan melalui handphone. Dan Min Young merasa ada yang aneh dengan Sehun. Teleponnya tidak pernah diangkat. Pesannya juga tidak dibalas. ‘Mungkin oppa sibuk.’ Pikir Min Young. Besok mereka kembali bersekolah. Min Young berencana berkunjung ke rumah Sehun. Sudah lama ia tidak ke sana.

“Jeo Rin-ah, aku pulang dulu. Besok kita berangkat bersama.”

“Ne. Gomawo, Young-ah. Kau sudah mau menemaniku.”

“Cheonmaneyo. Aku pulang. Annyeong.”

“Annyeong.”

**************

“Eomma, bogoshipo.” Min Young langsung memeluk orang yang membukakan pintu.

“Na do. Kau ke mana? Sudah lama tidak main ke rumah.”

“Aku menjaga temanku yang sakit, eomma. Ha Yoon mana, eomma?” Biasanya yang membukakan pintu Ha Yoon.

“Dia sedang pergi bersama temannya.”

“Kalau Sehun oppa?”

“Dia di kamarnya. Kau kemari karena mau bertemu dengan Sehun kan?” Goda Nyonya Oh.

“Aku juga mau bertemu eomma, Ha Yoon, dan appa.”

“Ne. Cepat temui Sehun.”

“Aku ke atas dulu, eomma.”

***************

Min Young membuka pintu kamar Sehun, ia mendapati Sehun sedang membaca di meja belajarnya. Ia menutup pintu kamar Sehun dengan perlahan. Lalu berjalan ke arah Sehun. Ia menutup mata Sehun, membuat Sehun tersentak kaget. Min Young berbisik di telinga Sehun.

“Aku merindukanmu..” Sehun menutup buku yang ia baca. Lalu melepas tangan Min Young yang yang menutup matanya.

“Benarkah?” Sehun berdiri dan berbalik menghadap Min Young dengan wajah datarnya. Senyum Min Young langsung hilang begitu melihat wajah Sehun. Min Young mengangguk.

“Kenapa oppa tidak bisa dihubungi?”

“Ke mana saja kau selama ini?” Tanya Sehun tanpa mempedulikan pertanyaan Min Young. Min Young terdiam. ‘Aku tidak mungkin memberitahu Sehun oppa.’ Batin Min Young.

“Aku ragu kau merindukanku.”

“Apa maksud oppa?”

“Aku melihatmu dengan namja. Alasan kau membatalkan janji kita karena Kai kan?” Sehun berjalan melewati Min Young menuju lemari dan mengambil jaket dari lemari lalu memakainya.

“kau salah paham, Hunnie.”

“Salah paham? Aku melihat Kai menciummu.” Sehun membuka pintu kamarnya.

“Kau mau ke mana?”

“Menenangka pikiranku. Bisa-bisa kau melihat wajah marahku nanti.” Sehun menutup pintu kamarnya kasar. Membuat Min Young kaget karena suara pintu itu.

***************

Sementara di apartemen Suho

 

            Suho sedang berbaring di ranjang dengan tangan sebagai alas kepalanya, menatap langit-langit kamarnya. Ia memikirkan Jeo Rin. Jeo Rin tidak mengabarinya sejak pulang dari Pulau Jeju. Handphonenya juga tidak pernah aktif. Sebenarnya Suho bisa saja mengabaikan peraturan liburan itu dan ikut bersama Jeo Rin ke Pulau Jeju. Tapi ia ingin tahu seberapa besar rasa cinta Jeo Rin padanya. Dia juga tahu Kai ikut liburan itu. Ia bertaruh pada dirinya. Apakah Jeo Rin terpesona dengan Kai yang katanya bisa meluluhkan para yeoja hanya dengan melihatnya atau tidak. Dan jawabannya tidak. Selama ini Jeo Rin tidak pernah melihat Kai meskipun Kai mendekatinya. Yeojanya berbeda dengan yeoja lain. Tapi yang menjadi pikirannya, kenapa Jeo Rin tidak bisa dihubungi? Saat ia ke rumah Jeo Rin pembantunya bilang Jeo Rin berlibur ke luar negeri. ‘Tanpa memberitahuku? Kamin bisa berlibur bersama kalau dia memberitahuku.’ Pemikiran Suho terganggu karena nada pesan handphonenya yang berada di meja samping tempat tidurnya. Cepat-cepat ia mengambil handphonenya. Berharap pesan dari Jeo Rin. Tapi yang ia lihat pesan dari nomor tidak dikenal.

From: 0106444221

Apa kabar, KIM JOON MYUN? Semoga kau selalu sehat. Dan aku jamin besok kau akan merasa senang karena mendapat hadiah paket dariku. Oh iya, kapan terakhir kali kita berhubungan sperti ini? Ah…. Aku lupa. Kita tidak pernah berhubungan melalui handphone. Kita punya cara sendiri untuk berkomunikasi walau tidak berguna sama sekali. Aku titip salam pada Jeo Rin, yeoja kita paling sempurna. Kau tahu, setelah pulang dari Pulau Jeju aku tidak pernah melihatnya. Aku benar-benar merindukan yeojaku yang satu itu. Cukup… cukup. Bisa-bisa aku memberitahumu kejutanku. Aku tidak sabar menunggu besok. Apa kau senang? Atau sangat senang mendapat hadiah dariku. Okay, see you tomorrow, KIM JOON MYUN.

-KAI-

 

Suho mencampakkan handphonenya entah ke mana.

“Brengsek! Apa maksudnya menghubungiku seperti itu?”

TBC……

 

 

Untuk chapter 7, mungkin aku agak lama updatenya. ^^

Let’s be friend, yeorobun J Add me on fb: Fina Fredelina or twitter @fina9428. Pengen punya temen kpoper yang banyak. Gamsahamnida… annyeong ^0^

18 tanggapan untuk “True Love #6

Your Comment Please