Diposkan pada rinaizawa

Chapter 5 : My Smart Boy

msmartboy

Tittle: My Smart Boy

Author: rinaizawa / @hellosidney92

Cast: Byun Baek Hyun & Lee Ye Bin

##

Previous ~

“Aku – Aku ingin berhenti menjadi guru privatnya Baek Hyun.”

Park sonsaengnim menatap Ye Bin tak percaya. Memang saat ini Baek Hyun sudah jauh lebih baik dari kemarin. Lantas apa yang membuat Ye Bin memutuskan untuk berhenti? Bahkan tadi ia mengatakan Baek Hyun tidak membuat masalah lagi.

“Mengapa kau memutuskan untuk berhenti?” tanya Park sonsaengnim lembut.

“Menurutku Baek Hyun sudah bisa dan kembali seperti dulu. Dan aku rasa ia tidak membutuhkan ku lagi.” Jelas Ye Bin.

“Kau yakin?”

 

##

Ye Bin terdiam. Ia merasa ragu untuk berhenti. Hatinya goyah ketika Park sonsaengnim  bertanya seperti itu.

“Lebih baik kau pikir dulu sebelum kau memutuskannya.” Park sonsaengnim tersenyum menatap Ye Bin. “Aku tidak pernah melarangmu karena  kau sudah berhasil membuatmu kembali dari keterpurukan.” Lanjutnya.

“Arraseo. Aku akan pikir lagi. Gamsahamnida sonsaengnim.” Ye Bin membungkuk sebelum meninggalkan ruangan.

##

Kai sedang duduk menikmati minumannya sembari melihat keadaan sekelilingnya. Suasana masih pagi, namun kantin sudah ramai seperti saat istirahat siang. Kai kembali fokus pada minumannya. Minuman dingin dan bersoda. Harusnya ia tidak membeli minuman itu. Mengingat ia tidak sempat sarapan pagi tadi.

 

Bruk!

 

Seseorang tiba – tiba datang menggebrak meja Kai yang sata itu tengah bersantai. Pria itu sedikit terkejut memang karena sudah ada yang menganggunya pagi – pagi sekali. Namun melihat siapa orang menggebrak mejanya, Kai malah tidak peduli.

“Annyeonghaseyo, chingu-ya.”

Kai menatap pria dihadapannya dengan tatapan sinis. Ia benci dengan orang yang suka berpura –pura baik didepan orang lain. Apalagi dengan maksud menyindir.

Jung Hoseok memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Matanya terus menatap Kai agar pria itu juga menatapnya. Sayangnya Kai tidak peduli. Ia menganggap seolah tidak ada orang yang menggebrak mejanya dan berdiri dihadapannya.

“Aigoo. Aku sudah berusaha baik padanya. Kenapa ia malah tidak menggubris?” Hoseok terus saja memanasi Kai.

Minuman ditangan Kai habis sekali teguk. Mendengar kalimat – kalimat Hoseok membuatnya menghabiskan minuman dua kali lebih cepat. Hoseok tahu Kai sedang menahan emosinya. Ia terus saja memancingnya. Ingin melihat seberapa kuatnya pertahanan seorang Kim Jong In.

“Ingin minuman?” tawar Hoseok.

“Ah iya aku lupa. Kau sukanya bir kan? Mianhae. Bagaimana kalau yang lain saja?”

Pertahanan Kai runtuh. Emosinya sudah sampai di ubun – ubun. Tangannya langsung mencengkram kerah baju Hoseok. Matanya menatap Hoseok tajam. Pria dihadapannya ini tersenyum sinis. Ia berhasil membuat pertahanan Kai runtuh.

“Kau – Jangan pernah berbicara seperti itu.” Desis Kai tajam

Satu pukulan dari tangan Kai mendarat diwajah Hoseok. Hal ini tentu membuat keributan dikantin. Semua siswa sudah mengerubuni mereka berdua. Tidak ada yang berani melerai. Karena jika Kai dan Hoseok sudah bertatap muka seperti ini, siswa disekitar mereka bisa menjadi korban.

“Huh? Wae? Kau takut? Kau takut ketahuan kan?” Kini Hoseok menarik kerah seragam Kai.

“Aku tidak pernah takut untuk ketahuan. Karena aku memang tidak pernah melakukannya. Bagaimana denganmu. Bukankah kau selalu mengencani wanita – wanita di klub malam?“ Balas Kai. Ia menendang Hoseok hingga pria itu jatuh tersungkur dilantai. Hoseok semakin emosi ketika Kai membalas perkataannya. Lantas ia melayangkan pukulannya ke wajah Kai.

#

Ye Bin berjalan kearah kantin. Perutnya sedikit lapar karena tidak sempat untuk sarapan pagi. Dari kejauhan ia melihat ada sebuah keramaian dikantin.

‘Ini pasti ada yang tidak beres.’ Pikirnya. Ia bergegas menuju kekantin untuk melihat apa yang terjadi disana.

“Aku tidak pernah takut untuk ketahuan. Karena aku memang tidak pernah melakukannya. Bagaimana denganmu. Bukankah kau selalu mengencani wanita – wanita di klub malam?”

Mata Ye Bin membulat melihat perkelahian didepannya. Parahnya ia tidak melihat satupun siswa yang melerai keduanya. Ia tahu kedua siswa dihadapannya bukan teman seangkatannya melainkan adik kelasnya. Namun ia tidak bisa membiarkan ini terus terjadi.

“Ya! Berhenti.” Ye Bin berusaha menengahi. Tetap saja mereka berdua tidak mendengar perkataan Ye Bin.

“Sudah kubilang hentikan!!”

Suasana hening. Semua melihat kearah Ye Bin yang sedikit kesal karena tidak ada yang mendengar kata – katanya tadi. Beberapa siswa pun mulai berani menahan keduanya agar tidak terjadi perkelahian lagi. Beruntung Ye Bin datang cepat sehingga tidak ada luka serius pada mereka.

“Apa yang kalian berdua lakukan?” Pandangan Ye Bin mengarah pada name tag keduanya.

“Kim Jong In dan Jung Hoseok ikut aku ke ruang Park sonsaengnim sekarang.” Perintah Ye Bin.

“Wae? Kenapa harus aku? Ia yang memulai duluan.” Tunjuk Kai kearah Hoseok. Ia tidak terima jika disuruh menghadap Park sonsaengnim. Karena kejadian ini bukan ia yang memulai duluan.

“Silahkan jelaskan pada Park sonsaengnim nanti. Ppali!”

Dengan langkah terpaksa Kai dan Hoseok berjalan mengikuti Ye Bin. Hoseok terlihat santai ketika disuruh menuju ruangan Park sonsaengnim. Ia merasa dirinya tidak bersalah. Walau sebenarnya bisa dikatakan ini kesalahannya. Siswa – siswi yang tadinya mengerubuni mereka mulai membubarkan diri.

##

“Baek Hyun!”

Pria yang merasa namanya dipanggil menoleh dan mencari siapa yang memanggilnya. Chan Yeol ternyata. Ia datang dengan segelas milkshake banana ditangannya dan langsung mengambil posisi duduk disamping Baek Hyun.

“Kau tahu? Tadi Ye Bin melerai Jong In dan Hoseok yang berkelahi.” Ujar Chanyeol bersemangat.

“Jinjja?” Baek Hyun seolah tak percaya dengan kalimat yang barusan dilontarkan Chan Yeol.

“Eo. Bahkan ia membawa keduanya menghadap Park sonsaengnim.”

“Wah. Ye Bin ku memang hebat.” Baek Hyun tersenyum bangga. Ia menopang dagu dengan kedua tangannya sambil membayangkan bagaimana sikap Ye Bin tadi.

“Mwo? Ye Bin mu? Memang kau siapa? Namjachingunya?” Baek Hyun mengangguk.

“Ya! Bagaimana bisa?” Chanyeol tak percaya. Dulu, ia mengatakan kalau Ye Bin hanya seorang gadis yang biasa –biasa saja. Tidak cantik sama seperti guru privatnya dulu.

“Bisa saja. Dia kan guru privatku.” Jelas Baek Hyun singkat.

“Haaah! Kau jatuh cinta dengan gurumu.” Gumam Chan Yeol. Kedua tangannya menopang dagu sambil merenung kenapa Baek Hyun bisa jatuh cinta dengan Ye Bin.

“Tidak masalah bukan? Jika kau mau kau bisa saja jatuh cinta dengan Jung sonsaengnim.” Baek Hyun tertawa mendengar ucapannya.

“Tidak terima kasih.”

Obrolan mereka terhenti ketika Jung sonsaengnim memasuki kelas. Semua siswa sibuk kembali ketempat duduknya sehingga menimbulkan sedikit keributan. Ketika semua kembali tenang, Jung sonsaengnim membuka kelas.

“Annyeonghaseyo.”

“Annyeonghaseyo sonsaengnim.”

“Silahkan buka halaman 89. Kita harus menghabiskan materi hari ini agar pertemuan selanjutnya kita bisa melaksanakan ulangan.” Jung sonsaengnim mulai membuka buku paketnya.

“Yah!!” Beberapa siswa mulai mengeluh karena harus mengikuti ulangan minggu depan.

“Kenapa Jung sonsaengnim selalu membuat ulangan.” keluh Chan Yeol kesal. Seingatnya baru 2 minggu yang lalu guru yang mengajari pelajaran Matematika itu membuat ulangan. Dan minggu depan mereka harus ulangan lagi.

“Lebih baik kau belajar dari pada mengeluh Yeol.” Baek Hyun sedikit bijak.

“Ya! Kau pasti belajar dengan Ye Bin kan? Aku boleh bergabung tidak?” pinta Chan Yeol.

“Andwae! Kau tidak boleh bergabung. Kau dengan Min-Young saja sana.” Baek Hyun melarang Chan Yeol bergabung. Ia yakin nantinya pria itu hanya menjadi penganggu saja.

“Dasar!”

##

Kai dan Hoseok memasuki ruang Park sonsaengnim. Sedangkan Ye Bin memutuskan untuk menunggu diluar setelah menceritakan bahwa keduanya tadi bertengkar. Kini mereka berdua sedang berhadapan dengan Park sonsaengnim.

“Kenapa pagi – pagi kalian sudah berkelahi?” Park sonsaengnim bertanya. Namun mereka tidak ada menjawabnya satupun. Keduanya saling diam satu sama lain.

“Jong In. Apa ini yang kau lakukan setiap harinya sehingga nilai mu selalu buruk?” sebenarnya Park sonsaengnim tidak tega menyalahkan Kai. Ia ingin menjadikan ini sebagai motivasi agar siswanya itu ingin belajar.

“Mianhae, sonsaengnim.” Hanya itu yang keluar dari bibir Kai.

“Mianhae.” Ujar Hoseok kemudian.

“Baiklah. Untuk kali ini kalian dimaafkan. Aku harap ini pertama dan terakhirnya kalian berbuat seperti ini. Namun, sebelumnya kalian harus membersihkan taman sekolah sebagai hukumannya.” Park sonsaengnim sengaja tidak memperpanjang masalah. Menurutnya, ini hanya masalah biasa yang sebenarnya masih bisa diselesaikan secara kepala dingin.

“Arraseo sonsaengnim.”

Keduanya keluar meninggalkan ruangan. Ye Bin yang sudah mengetahui hukumannya langsung menyuruh mereka menuju taman sekolah. Kai dan Hoseok terus mengikuti langkah Ye Bin hingga mereka tiba di taman.

“Cepat bersihkan taman itu jika kalian ingin masuk ke kelas.” Perintah Ye Bin.

 

Ye Bin POV

 

Kali ini aku terpaksa tidak masuk ke kelas karena harus menemani kedua namja yang bernama Jong In dan Ho Seok. Terlihat dari raut wajah mereka tidak iklas menjalankan hukuman ini. Namun bagaimana lagi. Ini semua salah mereka. Jika mereka tidak berkelahi hukuman ini tidak ada.

1 jam berlalu. Kini mereka pun sudah selesai menjalankan hukumannya. Sekarang saatnya kembali ke kelas. Sebelumnya ada sedikit rasa penasaran dibenakku apa yang membuat mereka berkelahi. Ku dengar, mereka memang sering berkelahi hanya saja tidak ada siswa yang berani melerai dan melaporkannya pada dewan guru. Ingin menghampiri keduanya namun ku urungkan niatku ini, melihat perasaan mereka yang masih kesal. Bukan waktu yang tepat untuk bertanya.

Ku langkah kan kakiku menuju kantin. Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Perutku semakin lapar. Harusnya tadi pagi aku kekantin untuk sarapan, kenapa aku harus melerai kedua pria tadi? Sudahlah. Lagipula tidak ada salahnya aku berbuat baik. Toh, jika dibiarkan mereka akan terus – terusan seperti itu.

“Hei Baby.” Seseorang dari belakang merangkul ku. Sudah ku tebak siapa dia. Pria yang selalu seenaknya tetapi sangat perhatian. Byun Baek Hyun.

“Baek, jangan seperti ini.” Aku sedikit risih dengan perlakuannya. Sedari tadi seluruh siswa yang berada di koridor melihat kami berjalan. Ada yang berbisik, menganggu, bahkan menatap dengan kesal. Semuanya bercampur menjadi satu.

“Tidak masalah. Biarkan orang – orang mengetahuinya.” Ia terlihat begitu santai. Senyum terus terpancar dari wajahnya. Aku tidak masalah lagi jika orang – orang mengetahuinya. Hanya saja tatapan siswi – siswi yang menyukai Baek Hyun sedikit menghunus.

“Tapi —-“

“Kau malu berpacaran denganku?” tanyanya spontan.

“Sama sekali tidak.”  Terpaksa aku mengalah untuk kali. Kalau masalah seperti ini aku tidak akan pernah menang dari Baek Hyun.

“Oh iya. Lusa aku ada ulangan dengan Jung sonsaengnim.” Katanya kemudian.

“Kalau begitu nanti sore kita belajar.” Usulku.

“Baiklah. Ayo kita kekantin.”

Kami pun menuju ke kantin. Suasana sangat ramai. Banyak siswa yang berlalu lalang. Baek Hyun menyuruhku untuk duduk dan membiarkan ia memasan makanan. Aku pun mengangguk setuju dan langsung duduk disudut kantin. Mengapa aku memilih sudut? Ya karena aku tidak ingin menjadi pusat perhatian. Apalagi saat ini aku sedang bersama Baek Hyun. Jelas ini akan semakin menjadi perhatian.

“Tadaa~” Baek Hyun membawa dua roti salad dan dua minuman kaleng bersoda. Kenapa anak ini suka sekali minuman bersoda?

“Sekali – kali kita minum yang bersoda ya.” Ujarnya dengan nada manja. Sepertinya ia tahu aku tidak suka dengan yang bersoda.

Baru saja aku menikmati makanan, seseorang datang menghampiriku. Aku tidak mengenalnya karena wajahnya tidak familiar denganku. Kurasa ia siswa dibawahku.

“Sunbae, kau dipanggil Park sonsaengnim.” Katanya.

Sejenak Baek Hyun menoleh ke arah ku dengan tatapan menanyakan ada apa. Dan menurutku ini ada kaitannya dengan privat Baek Hyun.

“Aku segera kesana.” Ia mengangguk mengerti lalu pergi meninggalkan kami.

“Ada apa?” tanya Baek Hyun penasaran.

“Entahlah. Aku juga tidak tahu.” Jawabku sekenanya. Tidak mungkin aku mengatakan dugaanku padanya. “Aku akan segera kembali.” Ia mengangguk.

 

##

 

Author POV

 

Ye Bin memasuki ruang Park sonsaengnim. Terhitung sudah ketiga kalinya ia datang keruangan yang dipenuhi buku dan berkas – berkas penting. Park sonsaengnim menyuruhnya untuk duduk.

“Ada apa sonsaengnim?” tanya Ye Bin.

“Ye Bin-a. Kau jadi mengundurkan diri?” Gadis itu sudah menebak kalimat apa yang akan dilontarkan oleh Park sonsaengnim. Sesuai dengan dugaannya tadi. Ia diliputi rasa bingung. Sebenarnya ia merasa sudah selesai mengajari Baek Hyun, disatu sisi lain ia tidak siap dengan respon dari pria itu. Ye Bin semakin bingung.

“Aku belum tahu. Aku masih memikirkannya.” Park sonsaengnim mengangguk mengerti.

“Jika kau benar – benar ingin berhenti, aku ingin meminta tolong lagi padamu untuk mengajari Kim Jong In. Aku tahu ini sangat merepotkanmu –“

“Gwechana sonsaengnim. Aku akan mencobanya. Namun ini harus ku sampaikan pada Baek Hyun.” Potong Ye Bin cepat.

“Ah ye. Gamsahamnida.”

Ye Bin tersenyum lalu pamit dari hadapan Park sonsaengnim. Ia melangkahkan kakinya untuk kembali kekantin. Matanya mengarah ke arloji yang melingkar ditangan. Jam istirahat hampir berakhir. Apakah Baek Hyun masih disana?

Ia merongoh saku kemejanya untuk mengambil ponsel. Dan mendapati satu sms dari Baek Hyun.

 

Byun Baek Hyun

Aku sudah kembali ke kelas. Kau terlalu lama, jam istirahat hampir berakhir. Lebih baik kau langsung ke kelas saja.

 

Gadis itu tersenyum menatap ponselnya. Ia jadi merasa tidak enak dengan Baek Hyun. Jari – jarinya tergerak untuk membalas sms dari Baek Hyun.

 

Ye Bin Lee

Mianhae. Lain kali aku akan mengajakmu makan bersama.

 

Selalu saja acara mereka batal karena hal – hal yang tak bisa ditebak. Seperti kemarin, kencan mereka batal karena Ye Bin bertemu dengan In Na. Sekarang istirahat mereka juga batal karena Ye Bin harus bertemu dengan Park sonsaengnim. Ye Bin tidak tahu apa yang dipikirkan Baek Hyun. Apakah pria itu kesal dengannya? Entah lah. Ia tak pernah menanyakannya.

##

Kai memasuki ruang Park sonsaengnim dengan malas. Sudah cukup tadi pagi ia ketempat ini, kenapa sekarang harus lagi? Pikirnya. Ia memilih untuk berdiri dan sengaja tidak duduk karena tidak ingin berlama – lama disini.

“Sonsaengnim memanggilku?”

“Ye. Mulai sekarang kau akan belajar privat dengan senior mu tadi, Lee Ye Bin.” Jelas Park sonsaengnim.

“Andwae. Aku tidak perlu belajar privat. Aku akan berusaha dengan sendirinya.” Tolak Kai cepat. Ia tidak ingin mengikuti pelajaran tambahan apapun.

“Ini demi kebaikanmu, Kim Jong In. Kau pasti bisa. Aku yakin itu.” Tegas Park sonsaengnim.

“Tapi —-“

“Sepulang sekolah besok, datanglah ke kelas III A. Ia akan menunggumu disana.”

Kai menghela nafas. Percuma ia menolak, tetap saja Park sonsaengnim memaksanya untuk belajar.

“Nde. Arraseo.”

 

##

“Ye Bin-a. In Na akan menetap di Seoul dan bersekolah disini.” Ujar Se Hun saat mereka sedang mengemasi barang sebelum pulang.

“Neo jinjja?” tanya Ye Bin tak percaya. Se Hun mengangguk.

“Semalam ia menelfon ku.”

“Daebak! Akhirnya kita berkumpul lagi.” Seru Ye Bin senang. Hampir saja ia memeluk Se Hun namun pria itu langsung memotong kebahagiaannya.

“Kau tidak curiga?” Alis Ye Bin tertaut.

“Curiga? Kenapa aku harus curiga?”

“Ah sudah lupakan.” Jawaban Se Hun membuat Ye Bin sedikit penasaran.

“Wae? Kenapa kau tidak menjelaskan padaku? Aku tidak mengerti tadi.”

“Ani. Bukan sesuatu yang dipermasalahkan.” Se Hun tersenyum.

#

Kini Baek Hyun dan Ye Bin sedang melakukan privat sepertinya biasanya. Ye Bin terus saja memikirkan kata –kata Park sonsaengnim tadi. Apa ia harus mengatakannya pada Baek Hyun sekarang? Lalu bagaimana dengan reaksi Baek Hyun? Apa namja itu akan marah?

Ye Bin kalut. Bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana. Mau tidak mau hari ini ia harus memberi tahu Baek Hyun kalau ia akan berhenti karena besok ia mulai mengajar Kai.

“Baek Hyun-a. Aku ingin membicarakan sesuatu.” Ye Bin sedikit gugup.

“Katakan saja.” ujar Baek Hyun yang terlihat fokus dengan soalnya.

“Mulai besok – Kau mulai belajar sendiri.”

Waktu seakan berhenti. Tangan Baek Hyun tidak tergerak lagi untuk menulis. Ia menatap Ye Bin seolah tak percaya dengan apa yang baru diucapkan. Sedangkan Ye Bin tidak berani menatap Baek Hyun.

“M-Maksudmu?” Baek Hyun sengaja bertanya lagi agar ia tidak salah dengar.

“Aku akan berhenti menjadi guru privatmu.” Jawab Ye Bin tegas.

“Wae? Apa aku ada salah?”

“Aniyo. Kau tidak salah sedikitpun.”

“Lalu kenapa kau harus berhenti?”

Ye Bin tersenyum. “Aku hanya membantu untuk meningkatkan kemampuan belajarmu. Dan sekarang hasilnya kau sudah bisa Baek Hyun-ah.”

“Aku tidak bisa belajar tanpamu.” Baek Hyun menatap Ye Bin sendu.

“Kau pasti bisa. Aku yakin itu.” Ujar Ye Bin semangat.

Baek Hyun diam. Ekspresinya tiba – tiba berubah menjadi datar. Ye Bin tahu, namja itu pasti  tidak terima dan tidak suka. Namun harus bagaimana lagi. Tidak mungkin selamanya Ye Bin menjadi guru privat Baek Hyun. Tugasnya hanya berusaha membangkitkan semangat seorang Byun Baek Hyun. Ketika selesai, maka tugasnya juga selesai.

“Kajja kita lanjtukan lagi.” Ajak Ye Bin.

“Tidak. Aku akan belajar tanpamu. Gomawo.” Baek Hyun memasukkan semua peralatannya dan bergegas untuk pulang.

“Untuk kali ini kita masih bisa belajar —“ Ia menghiraukan kata –kata Ye Bin dan keluar meninggalkan yeoja itu sendirian.

“Byun Baek Hyun!”

Tetap saja Baek Hyun tidak peduli. Ia terlanjur kesal. Entah kenapa Ye Bin merasa sedih ketika namja itu pergi begitu saja tanpa pamit meskipun ada sedikit rasa lega setelah ia mengatakan semua yang terpendam dihatinya.

##

 

To be continue

43 tanggapan untuk “Chapter 5 : My Smart Boy

  1. Oke Untuk kedua kalinya gue bilang
    BAEKHYUN PEMARAH *gawoles :v
    Masa cuma gitu langsung Marah
    Thor, kayanya gue pasrah kalo Pacaran sama Cabe rawit merah pilihan *apalagi malah iklan Kecap Pedas ABC :v
    Tapi kapan ye gue pacaran sama Kecap ABC itu -_- saoloh kenapa jadi Ngomongin Kecap ABC
    Maksutku kapan gue pacaran sama Cabe ye thorr.
    Gue mimpi aja malah Mimpiin Sooman masa *curcol
    Next yoi

Your Comment Please