Diposkan pada Angst, Chapter, EXO Planet, Hurt/Comfort, Kris, Romance, Sad Romance, Seo Yuri

My Kris, My Hero | Chapter 4 |

| Title : He’s Back!!! | Author : Seo Yuri |

| Main Cast : ♪ Lee Eun Ji (OC) | ♪ Kris Exo-M |

| Support Cast :  ♪ Lee Tae Min Shinee | ♪ Yesung Super Junior |

| Genre : Romance, Angst, bla bla bla. |

| Length : Chaptered | Rating : PG 16 |

| Summary |

| Dia kembali. Kau mengerti artinya apa? Artinya ia akan merebut Eun Ji dariku. |

Inspirated by: “Anterograde Tomorrow (changdictator)” and “Memento (monggu)”.

Backsound Song: Wax – Tears are Falling

—OoooOoooO—

—i  h a v e  f o r g o t t e n  h o w  t o  j u s t  h e a r,  l o v e  a n d  c a r e,  n o  l o n g e r  b u t  l o s t—

—OoooOoooO—

Lee Eun Ji bergerak tak tenang ditempat tidurnya. Keringat dingin terlihat mengucur didahinya lalu tangannya meremas tirai ranjang begitu erat.

Kau… Ke-kenapa kau ada disini?

Berbagai suara didengar tapi kedua matanya masih terpejam. Terpejam begitu erat hingga kakinya bergerak tak karuan.

Ini semua salahmu. Gadis bodoh yang terlalu gila.

Kepalanya bergerak kekanan dan kekiri lalu ia menjerit kecil. Kepalanya terasa begitu berat. Telinganya begitu panas ketika suara itu kembali terdengar. Tapi hatinya terasa begitu sakit. Bermacam perasaan berkecamuk didalam dadanya hingga membuat keningnya berkerut tak terkendali.

Tenang saja. Aku akan menjagamu.

Tapi suara itu tiba-tiba muncul. Yang secara tak sadar membuat pegangan tangannya sedikit mengendor. Wajahnya kembali tenang seolah tak terjadi apa-apa.

Karena aku mencintaimu.

Lee Eun Ji membuka matanya perlahan. Kamar putih dan bau obat seolah-olah menyapanya. Ia membiarkan sebelah tangannya terangkat mengelap keringat yang mengucur didahi. Tangannya digerakkan beberapa kali hingga keringat itu menghilang dengan sempurna. Setelah itu, Lee Eun Ji mendudukkan tubuhnya dan berpikir untuk sejenak.

Matanya bergerak mengitari ruangan dan tangannya meremas-remas ujung tirai. Kamar ini didominasi warna putih, ada meja kecil disamping ranjang dan juga terdapat berbagai alat yang tidak ia ketahui kegunaannya. Ini dimana?

Sebuah suara menginterupsi kegiatannya untuk sesaat hingga memaksa kepalanya untuk menatap kearah pintu. Seorang laki-laki dengan jas panjang berwarna putih tersenyum padanya. Lelaki itu memakai kaca-mata berbingkai hitam dan sebelah tangannya dimasukkan kedalam jas.

Sebelah tangannya lagi diangkat disamping wajah dan ia berkata, “Selamat pagi.”

Eun Ji bertanya-tanya dalam hati siapa sebenarnya lelaki itu. Kenapa lelaki itu tiba-tiba masuk keruangannya? Kenapa tiba-tiba orang itu tersenyum padanya? Rasanya Eun Ji tak pernah bertemu ataupun melihat lelaki itu. Lelaki itu begitu asing, begitu aneh untuk Eun Ji. Tapi kemudian terdiam untuk sejenak dan berpikir. Ruangan ini… suasana ini… rasanya begitu asing tapi sangat hangat dan familiar.

Matanya kembali berputar mengitari ruangan, mencoba mencari sedikit saja kenangan dirinya dengan ruangan ini. Tapi nihil, tak ada yang ditemukannya. Semuanya seolah-olah tampak buram hingga ia sulit untuk mengingat.

“Lee Eun Ji.” Suara itu kembali membuatnya memutar kepalanya kedepan. Betapa terkejutnya Eun Ji begitu mendapati lelaki tadi sudah berdiri tepat dihadapannya.

Lee Eun Ji merapatkan dirinya dengan selimut dan mulai berkata, “Nuguseyo?” kemudian ia membenamkan kepalanya kedalam selimut.

Sebuah senyuman didapatkan Eun Ji atas pertanyaannya. Lelaki itu kembali berjalan mendekati Eun Ji dan begitu jarak mereka begitu dekat, ia sedikit menekukkan kaki hingga tingginya menyamai Eun Ji lalu berkata, “Lama tidak berjumpa.” kepalanya sedikit dimiringkan lalu, “…Lee Eun Ji.”

—OoooOoooO—

Kehebohan terjadi ketika pagi menjelang. Lee Taemin berlari mengitari koridor rumah sakit sambil beberapa kali menekan-nekan ponsel dan menempelkannya ditelinga. Berkali-kali pula ia mengumpat hingga membuat hampir semua orang yang ditemuinya menatap heran.

Ya, semua itu karena Lee Taemin, dokter Divisi Kanker membuat keributan sepanjang koridor rumah sakit di pagi hari. Membuat keributan… tidak berhenti untuk meminta maaf… dan mengumpat. Selamat untuk Lee Taemin yang benar-benar sukses menjatuhkan harga dirinya dalam waktu hitungan menit.

Ia masih menekan-nekan ponsel sambil berlari begitu sampai dilantai dasar. Dan begitu selesai menekan ponsel ia kembali menempelkannya ditelinga dan berkata, “Orang bodoh. Kemana dia pergi?”

Dahinya tetap dibiarkan berkerut sedangkan kakinya masih bergerak dengan cepat. Begitu ia sampai dikamar 159, pintunya dibuka dengan satu hentakkan. Tapi dahinya masih berkerut dan deru nafasnya masih terdengar dengan jelas. “Kris, kau sebenarnya dimana?”

Ia mundur selangkah untuk melihat keluar dan betapa terkejutnya Taemin ketika matanya menemukan sosok Kris sedang berdiri didekatnya.

Tubuhnya berbalik dengan cepat dan pintu itu ditutupnya dengan satu hentakkan. kakinya berjalan mendekati Kris yang mematung didepan pintu. Awalnya, ia berniat memanggil Kris, tapi begitu melihat ruangan dihadapan Kris, niatnya menghilang begitu saja.

Kris masih tetap terdiam ketika Taemin berhenti disampingnya. Ia juga masih tertunduk ketika Taemin memanggil namanya. Tapi ketika ia oleng dan kakinya mundur untuk selangkah, tangan yang menempel pada pegangan pintu itu terlepas begitu saja.

Matanya bergerak tak karuan dan kakinya tetap berjalan mundur hingga punggungnya menempel pada dinding.

Lee Taemin terkesiap melihat tingkah Kris. Ia melangkah kedepan pintu dan melihat kedalam seperti yang Kris lakukan tadi. Betapa terkejutnya Taemin ketika menemukan seseorang yang dikenalnya berada didalam kamar 158—kamar Eun Ji.

Matanya membulat sempurna dan mulutnya bergumam, “Dia benar-benar kembali?”

“Taemin-ah…” sebuah suara membuat Taemin berbalik dan ia mendapati Kris yang sekarang sudah terduduk dikoridor rumah sakit sambil menunduk. Lee Taemin berjalan mendekati Kris dan berjongkok dihadapannya, “Kau sudah melihatnya?” Tanya Taemin pelan.

“Aku harus bagaimana sekarang?” Kris kembali berucap dan kepalanya terangkat menatap Taemin. “Aku membuatnya menangis.” Ia menatap Taemin lirih dan kembali menunduk. “Aku bahkan belum minta maaf tapi orang itu sudah kembali dan melangkahiku. Lee Taemin… apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa ini artinya kesempatanku sudah habis?”

Taemin terdiam dihadapan Kris. Ia sungguh tidak tahu apa yang bisa ia lakukan lagi. Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Seharusnya ia merasa senang jika orang itu kembali. Itu artinya dia tidak perlu repot-repot menjauhkan Kris dengan Eun Ji. Tapi kenapa melihat Kris bersikap seperti ini membuatnya merasa bersalah? Kenapa kehadiran orang itu membuat masalahnya semakin tidak Taemin mengerti. Kenapa dia harus kembali disaat yang tidak tepat?

—OoooOoooO—

“Jadi…” Lee Eun Ji berucap dengan wajah yang ditundukkan. Tangannya masih meremas-remas ujung tirai dan selimut itu masih menutupi sebagian tubuhnya. Bedanya, sekarang ia tidak merasa takut atau menyimpan rasa curiga dengan sosok dihadapannya.

Gadis cantik itu mengangkat kepala dan kembali berucap dengan tidak yakin, “…namaku… Lee Eun Ji?”

Lelaki dihadapannya tersenyum kecil dan menjawab, “Ne.” lalu tangannya terjulur dihadapan Eun Ji hingga membuat gadis itu kebingungan.

Merasa diabaikan, lelaki tampan itu memperbaiki letak kacamatanya dengan sebelah tangan, lalu sebelah tangannya lagi bergerak menarik tangan Eun Ji kemudian menyalaminya. “Namamu Lee Eun Ji dan aku…” ia tersenyum kecil kemudian, “…Kim Jong Woon. Kau bisa memanggilku Yesung.” Senyumnya masih dibiarkan mengembang sementara Eun Ji semakin tidak mengerti.

Bagaimana bisa lelaki ini mengenalinya? Bahkan dirinya sendiri tidak tahu siapa namanya. Lalu, kenapa lelaki ini berkata dengan sangat yakin? Haruskah ia percaya? Atau… Ah! Ini benar-benar membuat kepala Eun Ji semakin sakit.

“Kau tidak percaya?” Lelaki itu kembali bersuara. Ia melepaskan tangannya dari Eun Ji dan mendudukkan dirinya diranjang Eun Ji kemudian berkata, “Tidak apa jika kau tak percaya. Aku juga mendapatkan reaksi seperti ini tahun lalu.”

Tunggu! Apa dia bilang tadi? Tahun lalu? Apa maksud dari tahun lalu? Eun Ji juga bertemu dengan lelaki yang mengaku bernama Yesung ini tahun lalu? Lalu kenapa Eun Ji sama sekali tidak ingat? Eun Ji benar-benar tak mengerti. Ini benar-benar tak masuk akal.

Lelaki itu tersenyum pelan dan berkata, “Lee Eun Ji, kau sama sekali tak berubah. Kau mengenali Kris dengan cepat, tapi aku…” ia mengambil jeda untuk bernafas lalu, “…mungkin karena sudah lama kau jadi tidak ingat. Tidak masalah, yang terpenting sekarang aku disini. Aku berjanji akan membantumu sebisaku. Maaf karena sudah meninggalkanmu setahun yang lalu. Maaf karena aku menyerah dengan—“

“Tunggu-tunggu…” Eun Ji memotong dengan cepat kemudian, “Kris? Siapa itu Kris?” Tanya Eun Ji penasaran. Eun Ji memang tidak mengerti dengan semua yang diucapkan Yesung. Ia juga sama sekali tidak berniat untuk mencari tahu ataupun bertanya dengan Yesung. Tapi ketika nama itu disebut, otak Eun Ji tiba-tiba dipenuhi oleh nama itu, hatinya terasa begitu sesak dan mulutnya pun bergerak tanpa disadari. Eun Ji benar-benar penasaran. Kris, siapa itu Kris?

Yesung tersenyum kecil dan menarik nafas kemudian, “Dia—“

Suara pintu terbuka terdengar yang memaksa Yesung untuk berhenti bersuara dan kepalanya refleks berputar menghadap pintu.

Lee Taemin menutup pintu dengan pelan lalu melangkah masuk dengan wajah yang ditundukkan. Ia baru mengangkat wajah begitu kakinya sudah berada didekat ranjang. Tubuhnya tersentak kaget begitu matanya bertemu dengan Yesung dan wajahnya kembali ia tundukkan. Itu benar-benar dia. Dia benar-benar kembali.

Yesung memandang Lee Taemin dari atas sampai bawah dengan mata yang disipitkan. Kemudian ia bersorak heboh sambil bertepuk tangan ketika Taemin mengangkat wajah. Tubuhnya dengan cepat turun dari ranjang dan kakinya bergerak mendekati Taemin sehingga lelaki itu mundur karena terkejut.

“Kau lelaki yang selalu mengikuti Kris, kan? Yang selalu berjalan dibelakang Kris ketika menemuiku.” Tangannya menunjuk tepat dihadapan Taemin sehingga Lee Taemin hanya bisa membalasnya dengan senyum kikuk.

Yesung menjentikkan jarinya dan memejamkan matanya seolah berpikir, “Divisi Kanker, Lee, Lee… Min… Eerrr… Lee Taemin. Ya-ya-ya, Lee Taemin. Aku benar, kan?”

Taemin menggaruk tengkuknya pelan dan membalas, “N-ne… Sunbae… itu…” belum selesai Taemin berucap, Yesung sudah mengunci lehernya dengan sebelah tangan dan kembali berkata, “Lama tak berjumpa.” Ia memukul pelan dada Taemin dan, “Ya! Kau semakin kurus saja.” Lalu ia tertawa sedangkan Lee Taemin benar-benar sudah kehabisan akalnya.

Mereka baru saja bertemu, tapi orang ini sudah bersikap seperti ini. Padahal ia sudah membuat Lee Taemin menjatuhkan harga dirinya pagi ini. Ia bahkan sudah membuat Kris duduk dikoridor rumah sakit, tapi kenapa orang ini malah tertawa layaknya tak terjadi apa-apa?

Yesung melepaskan rangkulannya dari Taemin kemudian menggerak-gerakkan kepalanya kekanan dan kiri seolah mencari sesuatu. “Kemana Kris? Biasanya kalian selalu bersama.” Ujarnya.

“A-ah… itu…”

Yesung berjalan mendekati pintu dan begitu ia melihat Kris diluar, tangannya membuka pintu dalam satu hentakkan dan kakinya melangkah meninggalkan Taemin.

Lee Taemin mengacak rambutnya kasar dan berkata, “Aish, jinjja.” Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju pintu.

Jogiyo…”

Lee Taemin terhenti begitu suara itu terdengar. Ia menghela nafas berat kemudian berbalik. Ketika matanya bertemu dengan Eun Ji, ia kembali menghela nafas. Bahkan menghela lebih berat daripada tadi. Entah mengapa, ia merasa sangat bersalah dengan Lee Eun Ji. Sebenarnya bukan hanya Eun Ji, tapi juga Kris. Tapi apa daya Taemin? Ia hanyalah seorang dokter dan seorang teman yang sedang bermain peran. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu Kris dan Eun Ji. Yang bisa ia lakukan hanyalah berusaha sekuat mungkin untuk menyembuhkan Kris. Hanya itu.

Ia melepaskan pandangannya dari Eun Ji lalu menunduk. Setelah itu ia berbalik dan meninggalkan Eun Ji diruangan itu. Membiarkan Eun Ji sendirian dengan semua pertanyaan yang belum terjawab. Eun Ji sendiri dan ia sedang menunggu jawaban. Kris? Siapa itu Kris?

—OoooOoooO—

“Hei, Kris. Lama tidak bertemu.” Tubuh Kris sukses menegang begitu suara itu terdengar. Matanya membulat sempurna dan hidungnya berhenti bernafas untuk sepersekian detik. Kemudian lelaki itu berjalan mendekatinya sehingga Kris berbalik dengan pelan.

Lelaki itu tersenyum, sedangkan Kris menatapnya tak percaya. “Ya! Satu tahun tak bertemu dan hanya ini ekspresi yang kau tunjukkan ketika bertemu lagi denganku? Kris, kau sama sekali tak berubah.”

Dengan cepat Kris menunduk sementara tangannya sudah mencengkram ujung bajunya erat. Begitu erat hingga tangannya ikut bergetar.

Yesung berhenti dihadapan Kris dan menepuk-nepuk pundaknya pelan, “Apa kau makan dengan baik ketika aku pergi?” tanya Yesung berbasa-basi. Ia tersenyum sinis dan memasukkan tangannya kedalam saku celana. “Kau terlihat semakin kurus, sama seperti Lee Taemin.”

Kris mengangkat wajah dan menatap Yesung tajam, “Kapan kau kembali?” tanyanya. Yesung berjalan melewati Kris dan bersandar didinding. “Sudah seminggu. Tapi baru hari ini aku menampakkan diri dirumah sakit.”

“Lee Eun Ji…” Yesung menatap Kris tajam dan ekspresinya tiba-tiba berubah. Tidak ada lagi senyuman, tak ada lagi ekspresi ramah yang sedari tadi menghiasi wajahnya. “Apa yang sudah kau lakukan padanya?”

Kris mengernyit, sama sekali tak mengerti dengan arah pembicaraan Yesung. Ia berjalan kehadapan Yesung dan kembali bertanya, “Apa tujuanmu kembali kesini? Bukankah kau sudah menyerah pada—“

Lelaki itu tiba-tiba mencengkram baju Kris erat lalu ia mendorong tubuh Kris kuat hingga punggung Kris menabrak dinding dengan kuat. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Lee Eun Ji? Apa yang sudah kau perbuat hingga ia menangis seorang diri diluar rumah sakit?”

Mata Kris membulat sempurna. Lelaki ini tahu, dia tahu Lee Eun Ji menangis semalam. Ia tahu Kris membuat Eun Ji menangis.

“Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menjaganya? Apa yang kau pikirkan ketika membiarkan air mata itu jatuh dari matanya? Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu sehingga membiarkan gadis itu berkeliaran diluar rumah sakit sendirian?” Yesung tampak sangat marah. Ia berkata dengan penuh emosi, sementara Kris sama sekali tak menjawab. Ia hanya menundukkan wajahnya dan terus membiarkan Yesung memarahinya. Karena dirinya memang pantas mendapatkannya. Bahkan sangat pantas.

Yesung kembali mendorong keras tubuh Kris hingga lelaki itu merintih pelan. “Kenapa kau sama sekali tak menjawab? Apa mulutmu bahkan sudah kehilangan suara untuk menjawabku? Apa kau sudah kehilangan nyali untuk melawanku?”

Kris tetap tak memberi perlawanan. Ia hanya menunduk dan berbisik pelan, “Mianhae.” Tapi tubuhnya malah dihempaskan oleh Yesung hingga membuatnya terduduk dikoridor.

“Maaf? Kau hanya bisa bilang maaf?” Yesung tertawa kecil seraya berkacak pinggang dan menatap Kris dengan ekspresi yang merendahkan. “Kau seharusnya meminta maaf dengen Lee Eun Ji. Bukan denganku.”

Lee Taemin keluar dari ruangan Eun Ji dan terkejut begitu menemukan Kris yang terduduk dikoridor. Dengan cepat, ia berlari kearah Kris dan membantunya berdiri. “Sunbae, kau tidak seharusnya bersikap seperti ini dengan Kris. Dia sedang sakit.” ujarnya.

Tapi Yesung tampak tak perduli, ia malah berjalan mendekati Kris dan berbisik ditelinganya. “Kau mau tahu alasanku kembali?” ia tertawa kecil kemudian berbalik dan berjalan menjauhi Kris.

Baru beberapa langkah dan ia berhenti. “Oh iya, aku kembali untuk membawa Lee Eun Ji.” Kris terpaku ditempat. Ia sama sekali tak bergerak sementara Taemin masih berdiri disampingnya.

Yesung melirik sekilas kearah Kris kemudian menatap langit-langit seolah sedang berpikir. Lalu ia tersenyum kecil dan kembali berkata, “Gadis itu… Lee Eun Ji… ah! Tidak-tidak, sepertinya namanya bukan Lee Eun Ji. Tidak seharusnya aku memanggil seseorang dengan nama yang salah. Sepertinya aku harus memanggilnya…”

Lelaki itu sengaja menggantung ucapannya. Ia berbalik dan menatap Kris dengan senyum sinisnya. “Lee Seul? Ah! Benar-benar. Itu kedengarannya lebih bagus.” Setelah itu ia kembali berbalik dan meninggalkan Kris.

Meninggalkan Kris yang membulatkan matanya. Meninggalkan Kris yang sekarang oleng dan membiarkan tubuhnya menabrak dinding putih. Membiarkan Kris mencerna segala ucapan yang dikatakannya. Ia kembali untuk membawa Eun Ji. Ia kembali untuk mengembalikan Eun Ji ketempat asalnya. Ia kembali untuk merebut Eun Ji dariku. Gadis itu… Lee Seul?

 —OoooOoooO—

Lee Eun Ji masih duduk diranjangnya ketika Yesung pergi begitu saja. Ia juga masih terdiam ketika Lee Taemin tiba-tiba membungkuk dan meninggalkannya. Semua orang meninggalkannya. Hhh~

Gadis itu mengerucutkan bibirnya pelan dan mengangkat wajahnya untuk melihat berkeliling. Matanya dibiarkan bergerak kesana-kemari untuk mengamati keseluruhan ruangan yang ditempatinya.

Tapi tiba-tiba ia merasa bosan. Ia merasa bosan karena tidak bisa mengingat tempat ini. Ia bosan karena tak ada yang bisa ia lakukan. Bahkan ketika orang-orang itu datang dan pergi seenaknya, ia merasa sangat bodoh.  Seharusnya ia tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Seharusnya Eun Ji meminta mereka untuk menjelaskan semuanya sebelum mereka pergi. Tapi nasi telah berubah menjadi bubur. Waktu sudah berlalu dan semuanya telah terjadi. Tak ada yang bisa dilakukan. Hal itu membuatnya menghela nafas panjang dan kembali meremas ujung bajunya erat.

Tapi berdiam seperti ini juga tak ada gunanya. Justru hal itu membuat Eun Ji semakin pusing dan juga bosan. Dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang mengaku bernama Yesung. Lalu ia berbicara layaknya mereka sudah saling kenal dan tiba-tiba muncul seseorang lagi kemudian mereka menghilang. Hhh~ Eun Ji benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa mereka meninggalkannya sendirian. Bagaimana bisa mereka pergi sementara mereka sudah membuat Eun Ji merasa bingung.

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepala pelan kemudian menghela nafas lagi. Ia menoleh kesamping dan mendapati lemari kecil disebelahnya sedikit terbuka. Jadi ia menggerakkan tangannya untuk mendekati lemari itu. Tapi tangannya terhenti sesaat ketika matanya menangkap sesuatu didalam lemari itu. Sesuatu seperti handycam yang membuatnya turun dari ranjang dan membuka lemari itu perlahan.

Tangannya mengambil handycam itu perlahan sementara dahinya berkerut tanpa bisa dikontrol. Kenapa benda ini tiba-tiba ada disini? Lalu, ini milik siapa? Pertanyaan itu berputar-putar diotaknya. Bahkan ketika ia kembali duduk diatas ranjang, dahinya masih tetap berkerut dan pertanyaan itu kembali muncul diotaknya.

Gadis itu tampak berpikir untuk sesaat sebelum tangannya mulai bergerak membuka handycam itu. Tapi layarnya masih gelap. Masih menampilkan layar hitam seperti tadi. Walaupun ia sudah berkali-kali menekan tombol power, layar itu tidak juga berubah warna.

Disisi lain, Kris masih terduduk didepan ruangan Eun Ji sementara Taemin setia menemaninya. Ia memejamkan matanya sesaat lalu menutupnya dengan sebelah tangan. Kemudian ia tertawa kecil dan menurunkan tangannya perlahan, “Semua sudah berakhir.”

Lee Taemin terdiam. Ia bahkan masih tetap duduk ketika Kris bangkit dan berkata, “Tak ada yang bisa kulakukan.” Dahinya masih berkerut samar sementara Kris menatapnya pelan dan kembali berkata, “Dia benar-benar kembali. Ini sudah berakhir.”

Tapi ketika Kris mulai melangkah sambil berkata, “Kurasa ini setimpal.” Lee Taemin langsung bangkit dan meraih tangan Kris. “Memangnya kenapa kalau ia kembali?” kepala Kris berbalik dengan teratur sementara Taemin kembali menambahkan, “Mana bisa semua berakhir begitu saja.”

Kris tersenyum kecil dan menatap pintu ruangan Eun Ji lirih. “Lee Taemin.” Panggilnya. “Kau masih ingat berapa lama gadis itu tertidur?” tanpa menunggu jawaban dari Taemin ia kembali menambahkan, “Saat itu,” ia tersenyum kecil lalu, “Aku berpikir 3 bulan itu waktu yang sangat lama.”

“Tapi sekarang, ketika aku kembali berpikir seberapa lamanya aku menunggu ia bangun, rasanya sangat cepat. Begitu cepat hingga aku mulai merindukan masa-masa itu.”

Lee Taemin berjalan mendekati Kris. Tapi langkahnya terhenti begitu Kris berkata, “Ah iya, aku bahkan masih ingat kata pertama yang diucapkannya ketika bangun.” Kris berbalik dan menatap Taemin sambil tersenyum.

“Dia bertanya siapa aku dan bahkan menanyakan namanya padaku. Hari itu otakku bekerja keras untuk mencerna semuanya. Tapi dia tetap mendesakku. Jadi aku keluar tanpa berkata apa-apa dan berlari seperti pengecut.”

Taemin meletakkan sebelah tangannya dipundak Kris dan berkata, “Itu sudah berlalu, Kris.” Tapi Kris malah menggeleng pelan dan menundukkan kepala sambil tertawa kecil. “Kurasa semua ini setimpal.” Kris menurunkan tangan Taemin dari bahunya perlahan lalu kembali berkata, “Karena aku,”

“…pernah berniat meninggalkannya.” Setelah itu ia berjalan dan meraih pintu ruangan Eun Ji. Ia masuk keruangan Eun Ji dan meninggalkan Taemin. Sementara Lee Taemin masih terdiam dengan pandangan lirih.

“Kau siapa?”

Kris terpaku ditempat sementara gadis dihadapannya kembali bertanya dengan nada frustasi, “Siapa aku?”

Ia tak berani menatap gadis dihadapannya. Wajahnya ditundukkan dan sebelah tangannya terkepal erat sementara sebelahnya lagi menggenggam sebuah kalung berliontin ‘Lee’.

Apa yang harus dilakukannya sekarang? Seharusnya ia merasa senang. Gadis yang ditunggunya selama 3 bulan sudah sadar. Seharusnya ia senang melihat semua ini.

Tapi kenapa hatinya menjadi lemah? Tubuhnya menegang begitu gadis ini bertanya sesuatu padanya. Ia nyaris tak bernafas ketika gadis ini tak mengingat namanya sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Kenapa gadis ini harus melupakan namanya sendiri? Apa yang harus dilakukannya sekarang?

“Ini dimana?”

Gadis itu kembali berkata, bahkan kali ini lebih keras dari tadi. Dan tubuh Kris pun kembali menegang. Ia masih menundukkan kepalanya sementara gadis itu bertanya, “Siapa aku sebenarnya? Kenapa aku tidak mengingat apapun? Dimana ini? Lalu siapa kau?”

Ia menyerah. Gadis ini tetap mendesaknya sedangkan otaknya sudah tak mampu untuk mencerna. Lalu seakan memperparah suasana, Lee Taemin masuk tanpa permisi dan berteriak memanggil namanya.

Ia mengangkat wajahnya untuk sesaat dan matanya mengamati Taemin dan pintu yang masih terbuka bergantian. Segalanya menjadi bercampur aduk. Gadis itu tetap bertanya dan Lee Taemin masih menganggil namanya.

Ia bingung dan kepalanya mendadak menjadi sakit. Jadi tanpa berkata apa-apa, ia berjalan cepat menuju pintu dan melewati Lee Taemin. Setelah itu ia berlari tanpa memandang kebelakang sama sekali sementara Lee Taemin mengikutinya dari belakang.

“Kau mau kemana?” Tanya Taemin begitu ia Kris berhenti berlari untuk sejenak. Kris melirik sekilas kearah Taemin kemudian ia kembali berlari. Tapi Lee Taemin lebih cepat, ia berlari dan mencegah Kris untuk melarikan diri.

“Kutanya kau mau kemana?” bentak Taemin keras sementara mata Kris bergerak gelisah dan tangannya bergerak meremas ujung kemejanya.

“Dia sudah sadar.” Ujarnya singkat. Lee Taemin mengangguk pelan dan berkata, “Baguslah. Tapi bukankah seharusnya kau disana dan menjelaskan semuanya. Maksudku, bukankah kau bilang akan bertanggung jawab.”

Lelaki tampan itu menggeleng kuat sambil memejamkan matanya. Lee Taemin mengabaikan gelagat Kris yang aneh dan kembali berkata, “Kris, apa kau masih sering merasa nyeri disekitar perut? Maksudku rasa nyeri yang kemarin kau kau rasakan, apa kau masih merasakannya hari ini?”

Kris tak menjawab. Ia masih terdiam sementara Taemin kembali berkata, “Kau ingat kemarin kau menjalani beberapa test? Hasil lab-mu sudah keluar hari ini dan—“

“Dia bertanya siapa namanya, Taemin-ah. Dia lupa dan bertanya padaku.”Kris memotong dengan cepat. Ia mengacak rambutnya kasar dan memukul-mukul dinding beberapa kali. Sementara Taemin kembali berkata, “Mungkin saja ia masih syok akibat kecelakaan. Sebaiknya kau kembali kedalam dan menjelaskan semua padanya. Oh iya, hasil lab-mu—“

“Menjelaskan semuanya?” ia tertawa kecil kemudian menatap Taemin lirih, “Apa yang harus aku jelaskan? Ia bahkan melupakan namanya sendiri. Jadi apa yang harus aku jelaskan?” dahinya berkerut dan ia kembali berkata, “Apa aku harus berkata, ‘Hallo namaku Wu Fan. Kau bisa memanggilku Kris. 3 bulan yang lalu aku menabrakmu sehingga kau masuk rumah sakit dan koma. Aku yang membuatmu menjadi seperti ini. Bahkan kau melupakan namamu dan semua itu karena aku. Maaf karena sudah membuatmu menderita. Aku benar-benar menyesal.’ Seperti itu? Apa aku harus kembali kedalam lalu berkata seperti itu? You must be kidding.” setelah itu ia berbalik dan kembali melangkah.

Tapi Taemin lagi-lagi mencegatnya sehingga ia berkata, “Semua ini sudah berakhir. Aku sudah menunggunya selama 3 bulan. Aku menunggu selama itu dan sekarang dia sudah bangun. Aku tidak peduli lagi. Bahkan ketika ia melupakan namanya, ketika ia bertanya bertanya pada siapa saja. Aku tidak peduli. Ini bukan urusanku.”

“Kau harus tetap dirumah sakit.” Ujar Taemin singkat sementara Kris menatapnya jengkel. “Hey! Lee Taemin. Aku tidak peduli lagi padanya. Aku memang pernah bilang mau bertanggung jawab, tapi aku tidak pernah berpikir semuanya akan seperti ini. Ini sudah berakhir. Jadi jangan mencegatku lagi.” Kakinya kembali melangkah, tapi dengan cepat Taemin menahan tangannya.

Kris menghela nafas panjang dan menatap Taemin tajam, “Masalah rumah sakit. Aku akan tetap membayarnya. Jadi kau tenang saja. Sekarang lepaskan tanganmu. Aku mau pergi dari tempat berbau obat ini.”

Lee Taemin melepaskan tangannya dari Kris dan menundukkan wajahnya pelan. “Aku tidak peduli jika kau tidak mau bertanggung jawab. Bahkan ketika kau masih tetap membayarkan biaya rumah sakit aku juga tak peduli. Tapi Kris,” ia mengangkat wajahnya sambil menatap Kris lirih. “Kau harus tetap disini. Kau tetap harus dirumah sakit.”

Kris terdiam, ia menatap Taemin dengan tatapan bertanya. Tapi entah mengapa, ketika Lee Taemin menatapnya seperti ini. Jantungnya tiba-tiba berdetak cepat seolah-olah ia takut dengan ucapan Taemin. Bahkan ketika Lee Taemin membuka mulutnya untuk berkata, ia hampir lupa caranya untuk bernafas. Dan segalanya menjadi hening ketika Lee Taemin tiba-tiba berkata, “Hasil lab sudah keluar. Dan kau… kau harus tetap dirumah sakit karena kau positif menderita Hepatoma.” Setelah itu, ia merasakan tubuhnya oleng dan Lee Taemin menyerukan namanya berkali-kali. Tempat terkutuk ini, dia harus tetap berada ditempat berbau obat ini karena dia…sakit?

—OoooOoooO—

Kepalanya terangkat ketika suara pintu terdengar. Lee Eun Ji melepaskan pandangannya dari handycam untuk sejenak dan memperhatikan lelaki tampan yang tiba-tiba masuk kedalam ruangannya.

Berbeda seperti 2 lelaki tadi. Eun Ji merasa ada sesuatu yang berbeda dari lelaki ini. Dari caranya menutup pintu, caranya tersenyum, semua terlihat begitu familiar. Tapi hatinya tiba-tiba merasa sesak begitu lelaki itu berjalan mendekatinya. Jantungnya berdegub kencang hingga tangannya terangkat menyentuh dada.

Kris melangkah dengan senyum yang mengembang. Tapi dibalik senyumnya itu, ia menyembunyikan sebelah tangannya yang sedang terkepal kuat. Terkepal kuat hingga tangannya ikut bergetar.

Gadis itu disini. Gadis itu ada dihadapannya. Kris merasa bingung untuk sesaat. Ia senang bisa bertemu dengan gadis itu lagi. Tapi begitu mengingat kejadian kemarin, hatinya menjadi sakit. Kakinya menjadi lemas hingga ia tak mampu berjalan lagi. Tangannya tetap bergetar sedangkan mulutnya masih memaksa untuk tersenyum tulus.

Jadi lelaki tampan itu menarik nafasnya untuk sejenak dan kembali berjalan mendekati Eun Ji. Ia masih tetap tersenyum ketika gadis itu mulai bertanya, “Kau siapa?”

Ia juga masih tersenyum ketika dirinya berada tepat disamping Eun Ji. Tapi senyumnya menghilang ketika melihat dengan jelas wajah gadis cantik dihadapannya.

Mata Eun Ji membengkak dan mukanya tampak pucat. Kris merasa sangat bersalah. Ia tidak seharusnya membuat Eun Ji menangis. Tidak, ia tidak seharusnya membiarkan gadis itu merasa sedih.

Eun Ji sangat bingung. Lelaki dihadapannya sama sekali tak menjawab dan sekarang ia malah menatap Eun Ji lirih. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Eun Ji merasa tidak nyaman ketika lelaki itu mendekat? Lalu, kenapa lelaki ini menatapnya seperti ini?

Tapi ketika lelaki ini menggerakkan tangan mendekatinya, tubuhnya menengang dengan sempurna. Ia masih tak bergerak ketika lelaki ini tiba-tiba berkata, “Selamat pagi Lee Eun Ji. Ini aku, Kris.”

Eun Ji yakin untuk beberapa saat organ tubuhnya berhenti bekerja dan ia bahkan lupa caranya untuk bernafas. Satu hal yang terus menerus mengitari otaknya. Itu Kris.

—OoooOoooO—

Satu hari. Beri aku waktu satu hari saja. Setelah itu aku berjanji semuanya akan berakhir. Kumohon.

—oooOoooOooo—

…to be continue…

Penulis:

I know I'm not a good writer... But i will try my best to make you enjoy with my story... =)

16 tanggapan untuk “My Kris, My Hero | Chapter 4 |

  1. bagaimana ini??? bagaimana ini????
    aku menangis T.T huaaaaaa tanggung jawab… *lebai 🙂
    lanjutkan ea eonnie…
    sumpah demi apapun aku suka baget ama FF nya….
    Feel nya berasa banget…..

    DAebak 😀

  2. anjrriiitttttttt salah tempat komen ane yg di atas!! tu utk ff author yg satu lagi, main thor #bow
    di chap ini saya cuma bisa ber ooh ria, setelah selama ini saya kepo nanyain masa lalu kris, ternyata begitu toh..
    dan what? saya jadi kepo lagi sejak si yesung dateng-_-
    apa deh ini. lanjut ya thor..

Your Comment Please