Diposkan pada Angst, Chapter, exofanworldfreelance, Family, Fanfiction, Freelance, SCHOOL LIFE, Series

Hope

Gambar

Tittle                   : Hope

Author                 : Lee Sangra Yeppeoda

Length                  :  Chapter

Genre                    : Angst, Family Life, School Life (maybe ._.)

Rating                   :  PG 15

Main cast            :

ü Yeon Sohee

ü Yeon Clara ( Sohee’s Eonni)

ü Park Chanyeol EXO

ü Kim Joon Myeon EXO

Support Cast      :

ü Eomma of  Sohee and Clara

ü All Members EXO

ü (mungkin ada penambahan cast di next chap)

 

Disclaimer         :  meski baru pertama kali bikin ff tapi Alhamdulillah ini ORIGINAL buatan saya                                sendiri, jadi jika ada kesamaan baik dari segi cerita ataupun                                                          plotnya itu bukan unsur KESENGAJAAN! GOMAWO ^^

 

Note                      :  Ini FF PERTAMA hasil dari keberanian saya buat NULIS #bangga^^

   Jadi masih agak aneh baik dari segi kata-kata ataupun alurnya , terlebih saya                    pikir chapter ini bener-bener pendek 😦

   Keberanian buat FF CHAPTER bergenre ANGST >< jinja! Suatu hal yang                              nekad dalam hidup saya 😥 #curcol

   Jadi saya harap komentar beserta kritik yang bersifat membangun dari para                  readers di blog ini  demi kesempurnaan FF ini kedepannya 🙂 #reader:formal           banget deh lo thor *plak* Baiklah secara resmi FF ini author BUKA #tok tok tok      *mukul palu*HAPPY READING ^^

 

Summary           :

“ Jika kehadiranku hanya menciptakan sebuah penderitaan, lebih baik aku memohon kepada Tuhan untuk tidak pernah dilahirkan ke dunia ini”

 

Sohee POV

“Appa~ benarkah jika bintang jatuh bisa mengabulkan permintaan manusia?”

“ Geurae, apa Sohee ingin membuat sebuah permohonan pada bintang jatuh ?”

“Ne Appa~ Sohee ingin memohon agar appa, eomma, dan eonnie selalu disamping Sohee hingga Sohee dewasa dan menjadi istri seorang pangeran yang sangat tampan!”

“Hahaha~ uri  Sohee  sangat pintar! Tapi, ketika Sohee besar sudah menjadi istri pangeran, Sohee pasti akan meninggalkan appa dan eomma untuk hidup bahagia dengan pangeran di istana, begitu juga dengan eonnie clara…”

“Anniya! Sohee dan clara eonnie tidak akan meninggalkan appa dan eomma, shireo!”

“Tapi Sohee dan clara eonnie harus ikut pangeran ke istana yang jauh di negeri sana~”

“Sohee dan eonnie akan mengajak appa dan eomma juga dan kita akan hidup bahagia di istana”

“Pangeran Sohee pasti tidak mengizinkan”

“Kalo begitu, Sohee akan menikah dengan pangeran lain saja! Pangeran yang sayang appa dan eomma! Pokoknya Sohee ga mau pisah ama appa dan eomma”

“Hahaha, nde nde arraseo, uri sohee memang sangat menyayangi appa dan eomma”

“Neomu! Appa dan eomma juga jangan meninggalkan Sohee dan eonnie, nde ? janji?”

“Ne, appa janji ^^”

 

Mengapa mimpi itu selalu muncul ? sudah 3 hari ini aku tidak berhenti menangis hanya karena mimpi itu, mimpi yang pada akhirnya membawaku kembali pada peristiwa itu, peristiwa yang mengubah sikap eomma kepadaku, mengubah keadaan keluarga yang hangat ini, mengubah hidupku….,semuanya berubah bagaikan gelas yang jatuh dan pecah! Segampang itukah ? apa waktu 7 tahun ini tak cukup memperbaiki semuanya ? Bahkan rumput liar pun dapat terus tumbuh meski berulang kali mendapat injakan manusia, apa ini yang namanya karma ? mungkin inilah yang harus kuterima setelah apa yang ku perbuat…..

 

“ Sohee~ya! sebentar lagi sudah siang! Ayo cepat bangun dan mandi” Teriakan eonnie sukses membuatku tersadar ke dunia nyata, kembali ke kamar kecil ini tempat appa dan aku sering bersenda gurau, bahkan terkadang suara appa masih membekas di kamar ini. Kuhapus airmata yang merabunkan penglihatanku, kuputuskan untuk mandi agar semua pikiranku tentang appa pergi. Setidaknya aku harus ingat untuk tidak terlambat ke sekolah.

 

Author POV

Clara tengah sibuknya menyiapkan makanan di meja makan, sesekali melirik jam yang terpasang di tangan kirinya memastikan masih cukup banyak waktu untuk sarapan bersama di pagi itu. Setelah semua makanan terhidang indah di meja makan, Clara menuju lantai 2 untuk memanggil Sohee di kamarnya.

“Sohee~ya! sebentar lagi sudah siang! Ayo cepat bangun dan mandi” setelah yakin suaranya cukup keras membangunkan yongsaengnya itu, dia menuju ke kamar eommanya, mengetuk perlahan pintu kamar itu.

‘apa eomma sudah bangun ya?’ tanyanya pada diri sendiri.

“Eomma, sarapan sudah siap, cepatlah mandi dan turun ke bawah” Panggil Clara namun tak mendapat respon apapun dari dalam. Sekali lagi dia memanggil eommanya, tapi nihil tidak ada hasil. Ketika Clara mencoba membuka pintu, ternyata pintu itu tak dikunci dari dalam. Terlihat eommanya Clara tengah duduk di kursi rias sambil mengenggam sesuatu, dia mencoba menghampiri eommanya.

“ Anyyeong eomma, wae eomma tidak menjawab panggilan Clara? Membuat clara khawatir saja” Tanya Clara sambil memasang tampang cemberut. Sang eomma hanya diam saja sambil menggenggam foto lama sang appa.

“Sebegitukan eomma sangat merindukan appa? Setiap pagi eomma selalu menangis menatap foto appa.” Tanya Clara merasa khawatir kepada keadaan eommanya.

“Sampai kapan pun eomma tidak akan pernah rela atas kematian appa, tidak akan!” jawab sang eomma.

“Semua itu takdir, eomma harus ikhlas menerimanya, semua manusia pasti akan meninggal tak terkecuali dengan appa” ucap Clara mencoba menjelaskan pada sang eomma.

“Tapi tidak secepat ini! dia pergi meninggalkan mu di usia yang masih 10 tahun, bahkan dia belum sempat melihatmu tumbuh remaja, ini semua karena DIA!” ucap sang eomma dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.

“eomma harus berhenti menyalahkan anak eomma sendiri! selama 7 tahun ini eomma selalu mengatakan ini kesalahannya, sudah cukup semua ini eomma.” Kata-kata yang selalu Clara katakan kepada eommanya, tapi tidak pernah merubah keadaan apapun.

“Lebih baik sekarang eomma sarapan, sebelum Clara dan Sohee harus kesiangan ke sekolah” ajak Clara sambil meninggalkan kamar sang eomma dan menuju ke ruang makan.

Di meja makan tampak Sohee sudah rapi dengan balutan seragamnya, tapi sangat  berbeda dengan wajahnya  yang terlihat sembab dan rusuh. Clara duduk di sampingnya.

“Apa eomma sudah bangun?” Tanya nya

“Sudah, bahkan dia sudah mandi dan sebentar lagi dia akan turun, mengapa dengan matamu? Apa kau habis menangis?” Tanya Clara

“Ah ani eonnie, aku hanya insomnia tadi malam ,jadi mataku sedikit bengkak,.Ah nde aku sudah membuat teh hijau buat eomma” Ucap Sohee dengan semangat.

“Wah, pasti eomma akan senang meminumnya” jawab Clara sambil tersenyum.

“Nde, semoga dengan ini, perasaan eomma akan jadi lebih baik” harap Sohee, meski di dalam hati kecilnya melakukan ini semua hanya akan berakhir sia-sia.

Sang eomma menuju ke meja makan sambil membawa foto sang appa bersamanya. Diletakkannya foto itu didepan kursi makan sang appa, seahkan foto tersenyum itu adalah sang appa yang tengah menemani sarapan mereka. Ya itulah kebiasaan eomma mereka setiap paginya-terlalu berlebihan.

“Clara apa kau yang menyiapkan  semua ini chagi? Wah kau memang anak eomma yang sangat berbakat, bahkan kau membuat teh hijau  kesukaan eomma” Puji sang eomma kepada clara. Sohee yang mendengar nya hanya diam sambil menunduk.

“Teh hijau itu Sohee yang membuatnya eomma, spesial buat eomma dipagi ini” Jawab clara sambil menggenggam tangan Sohee.

“Jadi bukan uri Clara yang membuatnya?” Ucap sang eomma sambil memandang sangar teh hijau itu “Eomma jadi takut untuk meminum minuman ini.  Anak ini pasti sudah menaburkan racun di dalamnya. Setelah dia membunuh suamiku mungkin sekarang dia juga akan membunuhku!” Ucap sang eomma kasar kepada Sohee. Lantas membuatnya tercekat.

“A..a pa maksud eomma? Sohee tidak mungkin melakukan itu.” Jawab Sohee mulai menangis

“Cukup eomma! Mengapa eomma berkata begitu? Sohee sudah dengan tulus membuatnya untuk eomma” bela Clara-tak tahan melihat sang eomma.

 “Clara, apa kau yakin? Anak ini tidak mencoba untuk membunuhku? setelah apa yang sudah dia lakukan pada appamu! dan setelah 7 tahun lamanya dia menciptakan penderitaan di keluarga ini, kau masih membelanya? Tanya sang eomma intens. Sohee tidak dapat membendung airmatanya lagi, terlalu sakit mendengar kata-kata itu seahkan sebuah peluru bebas menembus jantungnya.

“Eomma, eonni lebih baik Sohee pergi duluan saja, daripada Sohee hanya membuat sarapan pagi ini berantakan” Ucap Sohee sambil berlari keluar rumah, dia tidak peduli lagi dengan panggilan eonninya. Hatinya hancur mendengar ucapan eommanya yang menuduh ingin membunuh dirinya, Dia hanya berlari dan terus berlari tanpa peduli kemana kedua kakinya akan membawanya, tidak ada niat sedikitpun untuknya pergi ke halte, menunggui bus untuk berangkat ke sekolah. Perasaannya sakit, hatinya pedih. Dan tanpa sadar dia sudah berada di depan batu nisan yang bertuliskan ‘YEON JEONGMIN’ nama appanya, appa yang sangat dia sayangi

Sohee POV

“Appa, sebegitukah besarnya rasa benci eomma kepada ku? Apa tak ada sedikitpun pintu maaf itu dihatinya, yang akan eomma bukakan untukku? Apa mata eomma tak sudi lagi memandangku sebagai anak kandungnya? Jika kehadiranku hanya menciptakan sebuah penderitaan, lebih baik aku memohon kepada Tuhan untuk tidak pernah dilahirkan ke dunia ini. Aku memang tidak pantas ada di bumi ini, bahkan aku tak pernah pantas dilahirkan dari rahim seorang eomma yang kubuat hidupnya menderita. Semua karna Sohee appaa~ mungkin hanya dengan mati semua penderitaan ini akan berakhir……” Ucapku sambil tersenyum lirih menatap kosong batu nisan itu,

Ku lewati jalan raya tanpa mempedulikan tatapan aneh orang-orang sambil merasakan angin menerpa lembut tubuhku, memoriku merangsang otak ini memutar kisah 7 tahun yang lalu, membawa ku menuju peristiwa itu, saat semuanya terjadi bagaikan sebuah mimpi….

Flashback

appa kenapa harus pergi ke rumah sakit malam ini, appa kan sudah janji ama sohee bakal ngajakin sohee ke taman kota” Tanya Sohee kecil dengan cemberutnya.

“nde appa tau, tapi appa sangat dibutuhkan sekarang chagi, jebal~ mengertilah~” Jawab sang ayah memohon.

“waeyo?! Appa selalu saja ada  kesibukan lain disaat sudah ada janji jalan-jalan ama Sohee! Selalu seperti ini!” Ucap Sohee marah.

“Sohee kan bisa pergi ama eomma dan eonni chagi~ nanti kalo appa uda selesai, appa bakal ngusulin kita di taman” Ucap eomma nya Sohee-mencoba membujuk nya.

“Shireo! Sohee maunya ama appa, Sohee bosan  harus selalu jalan-jalan ama eomma dan eonni!” Jawab Sohee kecil sambil merengek.

“Nde nde, appa bakal nemanin Sohee malam ini, jangan nangis lagi ya chagi~” Jawab sang appa yang akhirnya memilih mengalah untuk menemani anak perempuannya itu.

“Yeeee…. Begitu baru appa nya sohee” ucap Sohee kegirangan sambil mencium pipi sang appa.

 Jika Tuhan memberiku satu permohonan, ku berharap peristiwa itu tak akan pernah terjadi. Tapi apa Tuhan akan mengabulkannya?apa aku pntas mendapatkannya? Bahkan kata maaf dari ibuku sendiri saja aku tak pernah berhak mendapatkannya,jika tanah yang kuinjaki ini mampu berkata, pasti dia akan mengatakan hal yang sama, bahwa aku hanya manusia tak berguna yang pernah Tuhan ciptakan ke dunia ini

“appaaa.. jangan tinggalin soheeeee……… jebal~”

“so so hee, ber jan ji lah, kau aaaa kan hi hi dup bahagia selamaaa nya,

“appa bohong, appa mengingkari janji kita, appa tidak boleh ninggalin sohee”

“mianhaeyooo, sohee mian mian hae… “

“appaaaaaaaaaaaaaaaaa”

FLASHBACK END

 

Kulihat sebuah truk menuju ke arahku, cahaya lampu nya menelusup paksa masuk ke mataku, membuat penglihatanku merabun seketika. Apa seperti inikah akhirnya ? Setelah semua penderitaan yang kuberikan untuk keluargaku ? hanya dengan ini aku dapat menembus segalanya? Baiklah jika ini jawabannya. Kudengar suara klakson mobil semakin dekat dengan jarakku, bagaikan alarm kematian pertanda sebentar lagi aku akan mati, tinggal mengitung detik semuanya akan berakhir

“SELAMAT TINGGAL EOMMA! EONNIE! JEONGMAL MIANHAEYO SELAMA INI SOHEE HANYA MEMBERI BEBAN! JEONGMAL KAMSAHAMNIDA UNTUK SEMUANYA! APPA MIANHAE~MUNGKIN HANYA DENGAN INI  SOHEE AKAN BAHAGIA, TUNGGU SOHEE DISANA~ NEOMU SARANGHAEYO~~~~~”

Teriakku, berharap angin akan mengantarkan pesan terakhir ini menuju eonni dan eomma…..

Selamat tinggal dunia

*tiiiiittttttttttttttitttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt*

 

“YAA !! NEO MICHEOYO!!!!!!”

Kurasakan sebuah tangan merangkulku, malaikat kah?

“YAA IREONA! NEO GWAENCHANA???

 Tapi semuanya berubah gelap, gelap, mungkin inilah akhir hidupku~~~~

 

TBC

Gimana para readers?aneh ga ceritanya? Aga susah sih buat author nulis fanfic bergenre angst.. Jadi mohon kritik n sarannya ya 🙂

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis:

Tidak bisa Online seharian karena hidup di dunia pesantren. harap maklum

8 tanggapan untuk “Hope

  1. Kereeeeen lanjut dong thor!ayoo jangan patah semangat!!!aku suka banget tapi ini kependekan thorT^T ceritanya seru dan hampir bikin nangis hiks hiks kasian banget si sohee nyaaa
    keep writing ya thor ditunggu lanjutannya 힘내세요!!!

  2. Wah ia ya part y’ pendek ?
    Apa pnybb mninggaly’ Appay’ Sohee ?
    Wah eommay’ kejam amet ya, ,
    dtnggu next chap,
    jgn lama2 ya thor 😉
    tetap smangat !!! 🙂

  3. Author…pendek sekali…pokoknya harus lanjut
    Q suka banget cara author menulis ff ini, rapi jadi g cepet bosen…
    Q akan tunggu kelanjutannya dg sabar^_^

  4. Siapa tuh yang nolongin Sohee? eomma nya Sohee gitu bgt sii.. kan sohee ud baik buatin teh hijau. Terus appa nya sohee meninggal knp?? Dilanjutnya jangan lama lama yaaa 😀

Tinggalkan Balasan ke mu86 Batalkan balasan