Diposkan pada ApReeL Kwon, Author, Baek Hyun, Chan Yeol, Chapter, Chen, D.O, EXO Planet, EXO-K, EXO-M, Fanfiction, friendship, Genre, Lu Han, Romance, SCHOOL LIFE, Type

Another Love Story : 9 – ‘Its All About Honesty’

Another Love Story : 9 – ‘Its All About Honesty’

Fanfic presented By Apreelkwon

For BaekHyun and IU Lovers… This is it…

Cast : BaekHyun and IU
Genre : Romance , School Life
Type : Chaptered

.

sebelumnya : 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7 . 8

.

How your love story?

This is just a common love story But…..

Lets Start.

.

.

Its All About Honesty

“DO KYUNGSOO…! lepaskan..”

Kalimat itu keluar dari mulut BaekHyun dengan lancar, lengkap dengan intonasi marah yang sangat jelas, sepertinya BaekHyun tidak nyaman dengan yang dilakukan KyungSoo pada Jieun.

“Kenapa?” BaekHyun berharap KyungSoo yang bertanya, bukan Jieun. Tapi dengan suara datar dan tatapan mata tepat menohok pada bola mata BaekHyun, Jieun melontarkan pertanyaan itu. “Kenapa KyungSoo tidak boleh menggenggam tanganku dan kenapa kau membentak KyungSoo?” kali ini Jieun yang sedikit meninggikan suaranya. Dengan segera dia melepas tangannya, baik dari BaekHyun juga KyungSoo.

Melihat ini BaekHyun kembali terdiam. Selalu seperti ini. “Karena aku kekasihmu,” jawab BaekHyun beberapa menit kemudian dengan mencoba menatap Jieun fokus. Tepat pada matanya.

tsh, hanya pengakuan karena kita sepasang kekasih?” tanya Jieun setelah mendengar jawaban Baekhyun. Tidak peduli dengan dua lelaki yang kemungkinan akan bergulat ini, Jieun dengan segera melangkah meninggalkan tempat itu.

Meninggalkan BaekHyun bersama KyungSoo.

“Kekasih? Perempuan tidak butuh hanya dengan frasa kekasih Byun BaekHyun,” ucap KyungSoo kemudian sambil menepuk bahu BaekHyun tiga kali dan menyusul Jieun meninggalkan ruangan kelas itu.

Dan BaekHyun masih disana. Terdiam diambang pintu dengan mata masih menatap lurus kearah dimana tadi Jieun pergi, begitu juga KyungSoo. Mengecewakan. Baekhyun menghembuskan nafas berat kemudian menggelengkan kepalanya beberapa kali.

“Bodoh, kenapa hal kekanakan lagi yang kulakukan? Kau memang bodoh Byun BaekHyun, pantas saja Jieun semakin jengah denganmu..”

Ini kedua kalinya ruangan kelas menjadi tempat Baekhyun mengeluh dengan apa yang telah dia lakukan. Beberapa waktu lalu di marah dikelas ini karena keteledorannya mengajak Jieun untuk menjadi kekasihnya. Dan kali ini, Baekhyun kembali marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa mengakui bahwa sesungguhnya dia mencintai Jieun. Andai Jieun memberi BaekHyun waktu, mungkin dia akan mengakui semuanya. Tapi Baekhyun kembali bertanya, sebenarnya sudah banyak waktu yang Jieun berikan untuknya. Untuk BaekHyun mengakui seperti apa perasaannya.

“Aku mencintaimu Lee Jieun,” bisik BaekHyun sambil kembali masuk kedalam kelas.

Melupakan urusan dengan hukumannya, Baekhyun dengan tas di punggungnya segera meninggalkan kelas. Tidak peduli apa yang akan menyambutnya besok, yang pasti dia sudah tidak memiliki kekuatan hanya untuk bertahan disana. Tidak untuk hari ini.

This is war… Kim Jongdae..” ucap satu suara yang sejak bubar kelas sudah bersembunyi tepat di kelas sebelah. Park Chanyeol.

Chanyeol dan Jongdae sudah mulai curiga dengan kondisi teman mereka, membuat keputusan gila dengan memantau apa yang akan mereka lakukan. Bersembunyi di balik pintu kelas 1-3 Jongdae dan Chanyeol melihat semuanya. Melihat ketika Jieun marah pada Baekhyun, melihat Baekhyun yang untuk pertama kalinya dia marah dan mereka melihat KyungSoo berjalan mengekor Jieun meninggalkan Baekhyun. Apakah semua seperti yang mereka tangkap dengan mata?

“Ayo kita bereskan kelas,” ucap Jongdae. Dia mengambil tas yang tergeletak di lantai kemudian keluar dari tempat persembunyian.

“APA? Bersihkan kelas?”

“Apa kau mau Baekhyun dapat masalah baru?”

“Tapi kita berniat mengikuti KyungSoo,,,”

“KYUNGSOO BESOK MASIH MASUK KELAS PARK CHANYEOL..” ucap Jongdae sambil berteriak tepat dimuka Chanyeol. “Tapi Baekhyun pasti akan mendapat hukuman baru kalau tidak kita bantu,”

ooh.. Baiklah,” jawab Chanyeol sedikit takut.

.

.

Biasanya Jieun akan menunggu bis di halte tepat depan sekolah mereka. Tapi tidak untuk hari ini. Meneruskan langkah dalam diam, Jieun mengambil jalan lurus melewati halte tersebut. Entahlah, Jieun merasa dia tidak ingin cepat – cepat sampai rumah. Ingatannya kembali memutar kejadian didalam kelas. Ketika KyungSoo menggenggam tangannya kemudian Baekhyun terlihat tidak senang. Jieun sudah berharap banyak saat mendengar Baekhyun meminta KyungSoo melepas tangannya. Dalam benak Jieun berharap saat itu juga Baekhyun akan mengatakan perasaannya terhadap Jieun. Tapi ternyata nihil. Hanya pengakuan status yang Baekhyun paparkan. Dulu, mungkin Jieun akan bahagia saat Baekhyun mengatakan ini, tapi Jieun tidak butuh status tanpa pengakuan dari Baekhyun perasaan untuknya.

“Jieun,” satu suara dari belakang menghentikan langkah Jieun. Andai itu suara Baekhyun mungkin Jieun akan terus berjalan membiarkan Baekhyun mengejarnya dan kemudian mereka saling mengungkapkan apa yang di rasakan. Sayangnya, seseorang dari belakang itu adalah KyungSoo.

Jieun berbalik kemudian memasang senyum untuknya. “Terimakasih, kau sudah sangat membantu KyungSoo,” jawab Jieun.

KyungSoo terlihat berlari menyusul Jieun, kemudian membalas senyum perempuan disampingya ini. “Tidak masalah, kau dan Baekhyun sama – sama sahabatku, lagi pula aku tidak bisa membiarkan Baekhyun terus menerus seperti itu,”

“Kau sungguh sahabat yang baik,” ucap Jieun saat mereka tengah melanjutkan langkah. “Baekhyun beruntung memiliki sahabat sepertimu,”

“Aku rasa kau lebih beruntung Lee Jieun,” jawab KyungSoo sambil tersenyum. “Kau memiliki Baekhyun yang mencintaimu dan juga aku sahabat yang akan selalu membantumu,”

Mereka kembali tersenyum. Entah sejak kapan hubungan pertemanan dekat antara Jieun dan KyungSoo ini terjalin. Karena trauma pada lelaki Jieun sangat membatasi pergaulannya dengan mereka, tapi entahlah kini dia dan KyungSoo sudah sangat dekat. Seperti yang Jieun rasakan saat dia bersama dengan Jiyeon.

Jieun yang jatuh cinta pada Baekhyun dan Baekhyun adalah tipikal lelaki yang kurang peka dengan perasaannya. Atas bantuan KyungSoo, mereka merancang taktik untuk membuat Baekhyun cemburu kemudian mengakui perasaannya pada Jieun. Awalnya Jieun sangat antusias saat pertama kali KyungSoo melancarkan aksinya, di insisden pelajaran olahraga. Tapi ternyata Baekhyun memang lelaki yang sulit untuk mengakui apa yang dia rasakan.

“Aku pesimis dia sadar apa yang dia rasakan, dia mengakui status kami tapi dia bingung dengan apa yang dia rasakan,”

“Aku rasa kau adalah cinta pertamanya Jieun, jadi ini sedikit sulit untuk Baekhyun,”

hahaha cinta pertama? Seorang Byun Baekhyun?”

KyungSoo mengangguk. “Apa kau tidak sadar, sikap kikuknya, sikap cemburunya, kebingungannya, itu penggambaran jelas bahwa sebelumnya dia belum pernah berpacaran,”

“Mungkinkah?” jawab Jieun. Ingatannya kembali memutar kenangan saat pertama kali dia bertemu Baekhyun. Baekhyun bersama seorang perempuan yang menangis meninggalkan Baekhyun yang tetap tegar. Dan saat perempuan itu pergi Baekhyun giliran menangis. Sosok inilah yang membuat Jieun sangat mencintai Byun Baekhyun. Jika Jieun adalah cinta pertamanya, lalu siapa perempuan itu?

“Bersabarlah Jieun, aku yakin Baekhyun sangat mencintaimu, dia hanya bingung itu tampak dari kedua matanya yang bergetar setiap kali menatapku,”

“Ah, apa yang akan terjadi pada kalian berdua nanti,”

“Setelah misi kita berjalan lancar, aku akan dengan mudah membeberkan semuanya tenanglah,”

“Baiklah,”

“Besok, Baekhyun mungkin akan berubah jadi pemurung. Aku harap kau tetap mendiamkannya, buat dia merasa terbuang olehmu, aku yakin dia akan segera mengambil tindakan..”

Jieun untuk kesekian kalinya menghentikan langkah kemudian menatap KyungSoo. “Apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu,”

KyungSoo terkekeh kemudian merangkul pundak Jieun dan melanjutkan langkah mereka. “Carikan aku perempuan yang manis sepertimu, hahaha. Kau sungguh akan berjalan kaki sampai rumah?”

“Setelah mendegar kabar baik darimu, sepertinya tidak, hahaha

.

.

Apa berstatus kekasih saja tidak cukup untuk Jieun. Baekhyun dengan lunglai melangkah keluar dari sekolah. Dalam ingatannya masih berkelebatan ekspresi kecewanya. Baekhyun juga sebenarnya sangat kecewa tapi dia bingung apa yang harus dia lakukan.

“Apa aku harus mengatakan aku sangat mencintainya?”

Bus berhenti tepat ketika Baekhyun sampai didepan halte sekolah. Dengan segera Baekhyun masuk dan mengambil duduk kursi sebelah kiri dekat jendela. Baekhyun telah meninggalkan hukumannya untuk membersihkan kelas. Dia sudah tidak bisa memikirkan itu, yang dia inginkan sekarang adalah pulang kerumah kemudian menceritakan semuanya pada Luhan dan meminta pendapatnya.

Baekhyun tengah menyandarkan kepalanya pada kaca Bis dan melihat pemandangan jalan, saat kedua mata Baekhyun melihat Jieun dan KyungSoo. Baekhyun melihatnya, mereka saling tertawa dengan tangan KyungSoo di pundak Jieun. Baekhyun juga melihatnya ketika Jieun berlari sambil tertawa kemudian KyungSoo menyusulnya, mereka melakukan itu sambil tertawa. Saat Bis berhenti di halte selanjutnya dimana disana sudah berdiri Jieun, Jieun melambaikan tangannya pada KyungSoo kemudian menaiki Bus.

Baekhyun merasakan sekujur tubuhnya berkeringat. Untuk pertama kalinya dia berharap Jieun jangan muncul dihadapannya. Jangan. Terlebih saat ini, disaat dengan mata kepalanya sendiri Baekhyun melihat apa yang dia lakukan dengan KyungSoo. Dengan segera Baekhyun mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru bis, sialnya hanya kursi disebelah Baekhyun yang kosong. Haruskah Baekhyun berdiri saja dan membiarkan Jieun duduk sendirian disana.

Dan Jieun berdiri disampingnya. Untuk sekitar satu menit mereka saling bertatapan, Jieun kemudian mengedarkan pandangannya untuk mencari kursi lain namun nihil, Cuma disamping Baekhyun yang kosong. Sambil berdehem kecil Jieun duduk disana. Merekapun terdiam. Dengan Baekhyun yang terus memandangi diluar sana dan Jieun yang sekarang tengah sibuk dengan ponselnya.

Baekhyun ada di bis ini, dan aku duduk disampingnya

-Sent.

Satu pesan singkat Jieun yang dia kirim pada KyungSoo. Tidak lama kemudian balasan dari KyungSoo masuk ponsel Jieun. Sama seperti percakapan mereka sebelumnya, KyungSoo meminta Jieun untuk tetap diam dan jangan melakukan interaksi dengan Baekhyun. Buat seakan Baekhyun sedang terbuang. Jieun menangguk mengerti kemudian memasukan kembali ponselnya kesaku tas.

Dua puluh menit berlalu, saat Bis berhenti di halte dekat rumah Jieun. Dengan segera dia bangkit dan turun dari Bis secepat mungkin. Ini sungguh keterlaluan, fikir Jieun. Selama di Bis Baekhyun tidak sekalipun menganggap keberadaannya. Sepanjang perjalanan wajahnya terus menatap badan jalan dan saat Jieun turun Baekhyun dengan segera memalingkan wajahnya kearah depan bus.

“Jadi sekarang dia menghindariku? Hah..” delik Jieun. Dengan langkah marah Jieun segera meninggalkan tempat itu berlari menuju rumahnya.

Baekhyun menghembuskan nafasnya saat Jieun sudah pergi dari sana. Perjalanan selama 20menit sungguh menyakitkan. Berulang kali Baekhyun merasa ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungannya dengan Jieun, tapi setiap kali Baekhyun akan menatap Jieun, bayangannya tengah terawa dengan KyungSoo kembali terlintas.

“Aku bisa gila..” erang Baekhyun sambil mengacak rambutnya.

.

.

“jadi ada yang ingin kau ceritakan?” tanya Luhan saat dia dan Baekhyun tengah berada dikamarnya, diatas kasur dengan pintu sudah terkunci.

Sejak pulang sekolah wajah Baekhyun sangat tampak jelas dia tidak baik – baik saja. Berulang kalinya ibunya bertanya tapi dengan lihai Baekhyun mengelak. Dari sini Luhan sudah curiga. Pasti ada masalah dengan sekolahnya.

“Tadi siang, aku bertengkar dengan Jieun,” jawab Baekhyun kemudian.

“Karena?”

“Kau tahu Hyung, akhir – akhir ini Jieun lebih sering menghabisan waktunya dengan KyungSoo, saat aku tanya alasannya Jieun sedang mengejar nilai untuk pelajaran favoritnya. Apa itu masuk akal? Bahkan mereka masih bertemu diluar jam sekolah,”

“Kenapa Jieun minta bantuan KyungSoo, bukan padamu?”

“Karena mereka satu tim,” jawab Baekhyun malas.

“Hati – hati Byun Baekhyun, nampaknya kau ada bakat menjadi seorang pacar yang posesif dan perempuan benci lelaki seperti itu,”

yeah Jieun sudah memperlihatkannya,”

“Maksudmu?”

“Tadi siang aku membentak KyungSoo, kemudian Jieun dengan lantang meneriakiku, dan aku fikir juga mereka ada sesuatu,”

ugh menyedihkan,” ucap Luhan sambil mencibir Baekhyun. “Sudah posesif kau juga tipikal pencemburu,”

Hyeong..

“Dasar saling mencintai adalah saling mempercayai. Tidak bisakah kau percaya pada Jieun kalau mereka berdua hanya sedang kerja kelompok?” tanya Luhan, tapi kemudian Luhan menaikan sebelah alisnya sambil menatap BaekHyun. “ah tunggu, aku lupa satu hal, kau bahkan belum menyadari kau mencinta Jieun bukan? Wajar kalian tidak saling percaya,”

“Maksudmu hyeong?

“Kau dan Jieun adalah?”

“Sepasang kekasih, aku sering mengucapkan ini pada Jieun, tapi dia semakin sebal saat aku mengatakan ini,”

“Tentu saja, apa landasan kalian menjadi sepasang kekasih?” tanya Luhan yang seketika membuat Baekhyun terdiam. “Kau tahu Baek, saat menyatakan cinta pada perempuan mereka menginginkan kejujuran tentang perasaan kita, kenapa kita mengajaknya berpacaran. Setelah alasannya jelas kata ‘kekasih’ akan mengikuti dengan alami. Lagi pula apa arti ‘kekasih’ jika kau tidak menyadari apa arti dia disampingmu.”

Baekhyun kembali terdiam. Sepertinya dia sedang mencoba menyelami kata – kata yang Luhan ucapkan.

“Baek, apa Jieun pacar pertamamu?” tanya Luhan kemudian yang membuat tubuh Baekhyun tersentak.

ehm..” jawab Baekhyun sambil mengangguk.

“Pantas,”

“Jadi ada solusi Hyeong..

“Bagaimana perasaanmu saat Jieun bersamamu?”

“Aku merasa nyaman,”

“Saat melihat Jieun tersenyum karenamu?”

“Aku ikut tersenyum”

“Saat melihat Jieun bersama KyungSoo?”

“Aku membenci KyungSoo tapi aku menolak untuk membenci Jieun,”

“Saat Jieun mendiamkanmu?”

“Aku terus berfikir salah apa yang telah kulakukan,”

“Saat Jieun memarahimu?”

“Aku ingin meminta maaf, tapi aku sulit untuk mengakui dimana letak kesalahanku,”

Luhan mendekat kearah Baekhyun kemudian menepuk pundak Baekhyun beberapa kali. “Satu saran dariku, coba kalian mulai kisah ini dari awal. Karena ini merupakan awalan, aku harap kau jujur dengan apa yang kau rasakan,”

“Bagaimana?”

“Seperti yang kau lakukan tadi dengan pertanyaanku, katakan semuanya pada Jieun yang kau rasakan..”

.

.

Saat Cinta datang, sambutlah, biarkan dia tinggal, kemudian ucapkan selamat tinggal

Saat sakit mendera, sambutlah, biarkan dia tinggal, kemudian ucapkan selamat tinggal

Bumi ini menyambutmu, membiarkanmu tinggal, kemudian mengucapkan selamat tinggal kelak,

Begitupun denganku, aku menyambutmu, membiarkanmu tinggal sampai ada masa dimana ada kata selamat tinggal,

Bertahanlah seperti itu maka kau akan tetap hidup

Baik dihatiku ataupun didunia ini,”

Jieun menutup buku sastranya yang kemudian disambut tepuk tangan meriah dari seluruh isi kelas. Hari ini kelas pertama kelas sastra dan pelajaran minggu ini adalah membaca puisi. Semua terpesona saat Jieun membacakan puisnya penuh dengan penghayatan, termasuk Baekhyun yang sedari tadi memandangi Jieun dari barisan belakang.

“Seperti biasa, Jieun selalu unggul untuk bidang seni,” ucap Jung Ssaem. “Oke selanjutnya,” Jung Ssaem terlihat mengedarkan pandangannya, kemudian tersenyum sambil menurunkan kacamatanya saat dia mendapatkan sosok lelaki diujung kelas. “Byun Baekhyun,” yang sontak mengundang riuh anak sekelas. Ini sudah lama sejak Jieun dan Baekhyun menjadi bahan candaan seperti saat pertama kali mereka berpacaran.

Baekhyun tersenyum malu. Dia menggaruk tengkuknya kemudian berdiri. Dengan buku sampul biru dalam genggamannya Baekhyun memulai. Membaca satu puisi.

Taburkan bunga di padang rumput dan sirami dengan hujanku

Siangi dia dengan serbuk keajaiban

Biarkan pucuk demi pucuk muncul dan buatku tersenyum

sampai pucuk layu itu biaran aku terus tersenyum

karena aku adalah pelindungmu

yang menyemaimu, yang menyirammu dan menutupmu”

BaekHyun menutup bukunya kemudian melepaskan nafas lega. Semua mata menatapnya kemudian memberikan hadiah tepuk tangan. Semuanya. Kecuali Lee Jieun. BaekHyun terus memfokuskan pada Jieun tapi perempuan itu sama sekali tidak merespon.

“Apa dia tidak mengerti maksud puisiku?” bisik Baekhyun.

Wow, ternyata Baekhyun memiliki sense yang bagus juga untuk puisi,” ucap Jung Ssaem yang kembali ditimpali riuh oleh anak sekelas.

JongDae menyikut tangan Baekhyun. “Puisi itu untuk Jieun?” tanya Jongdae.

BaekHyun tersenyum kemudian kembali menatap perempuan yang berada dibarisan kedua kelas. “Menurutmu?”

Jongdae berdehem beberapa kali setelah mendengar jawaban BaekHyun. “Baekhyun ada yang ingin aku tanyakan, tapi aku harap kau tidak marah,” ucap Jongdae kemudian.

“Aku sedang tidak berniat marah hari ini, ada apa?”

“Ada apa antara kau dan Jieun? Aku merasa akhir – akhir ini kalian berbeda?”

BaekHyun mengalihkan wajahnya pada Jongdae. “Aku fikir aku tidak perlu menjelaskannya, aku tahu kau dan Chanyeol ada disini kemarin sore, dan terimkasih untuk membereskan kelas untukku,”

Jongdae terdiam. Dia merasa seperti tertangkap basah mencuri telur – telur ibunya untuk makan mi instan tengah malam. Ini sangat memalukan, apa Baekhyun marah? Tapi bagaimana bisa dia tahu.

“Baekhyun Bagai-”

“Jongdae bagaimana menurutmu apa aku terlalu pecundang kemarin?”

Jongdae terdiam.

“Sudah aku bilang, aku tidak akan marah. Lagi pula jawabanmu akan membantuku,”

“Jujur, sebelum mengatakan kau adalah kekasihnya, seharusnya kau jujur dulu tentang perasaanmu pada Jieun”

“Luhan Hyeong juga mengatakan hal serupa,” jawab BaekHyun.

“Jadi?”

“Aku sedang memikirkannya,”

Jongdae membulatkan matanya,“APA? Setelah kejadian kemarin kau masih saja dalam proses memikirkan? Heol..

BaekHyun dengan segera menyikut Jongdae untuk tetap diam, “Aku sedang memikirkan cara menyampaikannya pada Jieun,”

“Jadi kau sudah tahu alasan kenapa kau menyukai Jieun?”

Dengan satu senyuman BaekHyun mengangguk.

Ah.. tentu saja! Kau memang gentle man kami,” ucap Jongdae sambil menahan teriakan.

“Tapi, Jongdae menurutmu apa hubungan KyungSoo dan Jieun?”

.

.

Sekarang tepat jam istirahat. Jongdae, Chanyeol dan KyungSoo tengah menikmati makan siangnya dikantin. BaekHyun? Dia memutuskan tidak makan siang dan menghabiskan waktunya di perpustakaan. Entahalah apa yang dia lakukan. Padahal Jieun sedang disini bersama sahabatnya Jiyeon. Jongdae fikir Baekhyun akan melancarkan aksinya hari ini, tapi sepertinya Baekhyun sungguh sedang kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan. Menyaksikan semua ini Jongdae hanya bisa berdoa untuk temanya.

Dan KyungSoo sekarang ada didepannya. Siang ini Jongdae berencana menanyakan semuanya pada KyungSoo. Tentang dia dan Jieun. Jongdae tidak bisa membairkannya, disaat Baekhyun sudah menemukannya jalannya tapi KyungSoo menghalanginya.

“KyungSoo, ada yang ingin aku tanyakan,” ucap Jongdae disela menghabiskan minumnya. Sontak kalimat ini menghentikan aksi makan Chanyeol dan KyungSoo. Ah iya, Jongdae tidak memberi tahu aksinya pada Chanyeol. Dia fikir Chanyeol hanya akan mengganggu.

“Apa?” jawab KyungSoo kemudian.

“Kau mau membicarakan apa?” tanya Chanyeol dengan paha ayam yang sedang dia habiskan. Jongdae melirik malas pada Chanyeol kemudian kembali fokus pada KyungSoo.

“Sebelumnya maafkan aku, hanya saja aku tidak ingin pertemanan kita menjadi-”

ah, antara aku dan BaekHyun?” sela KyungSoo yang dijawab anggukan Jongdae. “Terimakasih Jongdae sudah menghawatirkan ini, tapi aku pastikan kita akan baik – baik saja,”

“Aku percaya padamu Kyung, tapi-”

“Tentang aku dan Jieun?”

“Baekhyun sudah menemukan jalannya Kyung, aku harap kau menghargai usahanya,”

KyungSoo terdiam saat mendengar jawaban Jongdae. “Kau serius Jongdae?”

“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Chanyeol lagi.

“Diam,” jawab Jongdae. “Kau mengerti maksud puisi Baekhyun tadi? Selama pelajaran seni dia banyak bercerita padaku, dan aku rasa Baekhyun sudah menemukan perasaannya.”

KyungSoo tersenyum saat mendengar penjelasan Jongdae. “Terimakasih Jongdae, kau tahu tanpa kau sadari kau membantu aksiku juga Jieun,”

“Apa maksudmu?”

KyungSoo meraih air minumnya dan menghabiskannya sebelum dia melanjutkan pembicaraan. “Jieun sangat mencintai Baekhyun dan aku rasa begitu juga sebaliknya. Disini aku punya persepsi Jieun adalah pacar pertama Baekhyun makanya dia kesulitan menemukan perasaannya,”

“Dan?”

“Aku tidak bisa membiarkan Baekhyun menjadi lelaki tidak peka, akhirnya aku dan Jieun mengatur siasat,” jawab KyungSoo yang membuat Jongdae dan Chanyeol terbelalak.

“Jadi kau dan Jieun hanya berpura – pura?” tanya Chanyeol yang dijawab anggukan KyungSoo.

Jongdae seketika tertawa lebar sambil bertepuk tangan antusias. “HAH… aku fikir akan ada peperangan antara kau dan Baekhyun,”

“Aku bukan tipikal lelaki perebut, kau tahu itu..”

.

.

Kemarin Baekhyun harus berterimakasih pada Jongdae dan Chanyeol yang telah membantunya membersihkan kelas. Tapi hari ini Baekhyun harus melakukannya seorang diri lagi. Jieun sungguh mendiamkannya seharian ini. Tidak ada tatapan, tidak ada sapaan apalagi senyuman.

Baekhyun harus segera memutar otaknya dan menemukan cara mengungkapkan perasaannya pada Jieun. Seperti kata Luhan, Baekhyun ingin mengulangnya dari awal dengan sempurna. Tanpa Baekhyun sadari karena sepanjang jalan pulang terus memikirkan Jieun, dia sekarang tengah berdiri dihalte bus dekat rumah Jieun.

“Kau sudah gila Byun Baekhyun,,” ucap Baekhyun sambil terkekeh.

Meski menyadari dia gila, tapi Baekhyun tetap melanjutkan langkahnya menuju pekarangan rumah Jieun. Disana Baekhyun berdiri bingung. Apa yang harus dia lakukan. Saat tengah berfikir Baekhyun merasakan sesuatu pada kakinya dan dia mendapati dua anak anjing Jieun tengah menempel dikakinya.

ya.. kalian pasti merindukanku bukan?” tanya Baekhyun sambil berjongkok kemudian membelai satu persatu anak anjing itu. “kenapa kalian cepat sekali tumbuh? Terakhir aku kesini jalan kalian masih kaki,”

Baekhyun mungkin akan melanjutkan bermain dengan dua anak anjing itu tapi Baekhyun menyadari ada sepasang kaki berdiri didepannya. Dengan segera Baekhyun berdiri dan mendapati Jieun dihadapannya.

Hai..” jawab Baekhyun sambil tersenyum.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Jieun sambil mengambil anak anjingnya.

“Jieun aku..”

.

.

Bersambung

.

.

Menuju EPISODE TERAKHIR yuhu~ Chapter selanjutnya adalah akhir dari perjuangan Baekhyun menemukan perasaannya untuk Baekhyun. Buat semuanya maaf banget harus nunggu lama buat FF ini, awalnya mau posting minggu kemaren, tapi minggu kemarin bener excited buat nonton EXO jadi ga ada sense buat nulis,

Sesuai yang pernah aku kasih tahu, di akhir chap bakal ada sedikit kejutan buat kalian yang udah nguutin ALS sampe akhir, makasihh banget yaaa ^^

.

BxQdUeJCMAE-8wB

P.s ByunBaek is Handsome like baby prince, for sure

10665933_864881910188914_1764320417805425497_n

 

 

Penulis:

Sometimes you gotta be BOLD, just rock the world... Boo-yah!

Ditandai:

97 tanggapan untuk “Another Love Story : 9 – ‘Its All About Honesty’

  1. “Begitupun denganku, aku menyambutmu, membiarkanmu tinggal sampai ada masa dimana ada kata selamat tinggal,Bertahanlah seperti itu maka kau akan tetap hidup
    Baik dihatiku ataupun didunia ini,”
    Kkeu, puisinya cetar ya 😀 suuukaaaaaaa

    Huuaa entaah kenapaa aku merasa bersalah sama author T_T
    Udah aku bacanya telat terus, bacanya juga gak puguh 😀 kayak yg udah chap ini eh padahal belum, kelewat aja akhirnya
    Chap selanjutnya kaya belom baca, eh padahal udah
    Jadi random 😀 gak ngurut dan aku harus ngehubungin sendiri masing2 scenenya
    Huuuaaaa, intinya aku ugal2 an bacanyaaa *akubeneran bingung harus bikin kalimatnya kaya gimana 😀
    Pokoknya gitu aja, dan aku mau minta maap sama author*bow
    Karena authorku ini jjang !!
    See yaaaaaaa ❤

    Ooh reviewnya aku baru ngeh kalo kyung merencanakan sesuatu-_-" kirain aku beneran aja mereka berdua 😀
    Dasar, anak muda 😀
    Ada2 ajaaa *berasaudahberumur
    Kkeutt, paipai :-*

  2. Yah eonn, engga kerasa besok udah last chapter ajeee, itu bbh napa? Dia mau ngungkapin perasaan dia pan? Engga peka banget si, ampe abang mata belo bilang kaya begitu, berarti abang mata belo peka, udah jieun sama dio aja #plak digampar bbh
    uukkeee lah eonn, aku telat lagi bacanya, ugghh mianhae, eonni di chap ini bbh ngerasa bersalah banget, for next chap, fighting eonn! Semangat! Semangat!

  3. Oalah, jadi Kyungsoo cuma akting ._.
    Kupikir bakal triangle love =.=
    Itu si Baekhyun mau bilang apa?
    Next chapter ditunggu… Jangan lama-lama kalo bisa xD

Tinggalkan Balasan ke Iikai Batalkan balasan