Diposkan pada ApReeL Kwon, Baek Hyun, Chen, Comedy, EXO Planet, EXO-K, EXO-M, Fanfiction, friendship, Genre, Romance, SCHOOL LIFE

My Heart Belong to…

tumblr_meqwehkkHE81r88jcco1_500

Fanfic / OneShoot / Romance – Friendship / General / Chen – Neil(OC) – BaekHyun

Ingat! Tidak ada yang kebetulan di dunia ini

.

.

ini bisa dibilang SEQUEL dari, At Least I Still With You . Jadi baca dulu yang pertamanya bias ngerti pembicaraan disini,

.

.

Benci memang harus mengakui, tapi aku butuh seseorang -Jongdae.

Sudah enam bulan berlalu sejak Jongdae putus dari Sunyeong dan menjalani hari dengan tema Solo-Day. Sudah dua bulan juga berlalu sejak Neil –Sahabatnya, menyatakan cinta pada Jongdae, hari dimana Jongdae menimbang apa salah menjalin persahabatan dengan perempuan? Tapi setelah dia menjelaskan perasaannya pada Neil, semua kembali seperti biasa. Neil kembali menjadi perempuan nomor 1 Jongdae yang selalu mendengarkan setiap keluh kesahnya.

Kemudian tentang Neil dan BaekHyun, ternyata sahabatnya ini tidak tertarik sama sekali dengan teman klub musiknya. Menurut Neil, BaekHyun terlalu berisik dan terlalu banyak bicara untuk ukuran lelaki. Meminimalisir kerenggangan pertemannya dengan BaekHyun, Jongdae akhirnya menjauhkan Neil dari BaekHyun. Tentu saja ini tidak terlalu sulit, karena Neil juga tanpa perintah sudah mengambil seribu langkah dari BaekHyun, terlebih saat Neil bertemu murid bernama Joonmyeon. Urusan BaekHyun – Neil, beres.

“Namanya Jieun,”

Jongdae tengah menikmat makan siangnya dikantin ketika BaekHyun membuka pembicaraan mereka. Jongdae menaikan satu alisnya kemudian menatap BaekHyun.

“anggota klub baru itu, yang bermain gitar,” lanjut BaekHyun.

“Aku tahu namnya, masalahnya denganmu?”

“Aku fikir aku menyukainya,” jawab BaekHyun sambil tersenyum malu.

Disini Jongdae setuju dengan pendapat Neil, untuk ukuran lelaki BaekHyun memang terlalu cerwet. Mulut dia seperti mulut perempuan, mungkin lebih. “Kau baru saja ditolak Neil sudah langsung mendeklarasikan cinta pada perempuan lain?”

“Memang aku pernah bilang aku jatuh cinta pada Neil?”

Jongdae tidak menjawab, hanya memutar bola matanya sebal.

“Aku hanya tertarik mengenal lebih jauh Neil, tapi ternyata kami tidak memiliki kecocokan bahkan hanya untuk menjalin pertemanan, jadi.. itu bukan cinta,”

“Terserah kau Byun BaekHyun,”

Eiiy, Kim Jongdae, jangan bilang kau cemburu…”

“Cemburu?”

“Kau cemburu padaku kan? Karena sebentar lagi aku akan menanggalkan gelar ‘Solo-boy’ jika sudah bersama Jieun, itu berarti kau tinggal sendiri menjadi SOLO, hahahahaha tebakanku benar bukan?”

Sekali lagi Jongdae merutuk dalam hatinya, benar Byun BaekHyun ini terlalu banyak bicara. “Makan SOLO-BOY mu,” ucap Jongdae sambil menjejalkan potongan roti kedalam mulut BaekHyun yang sedang tertawa puas.

BaekHyun terbatuk ketika remah – remah roti itu secara paksa masuk bersamaan dengan oksigen yang dia hirup. Dengan segera BaekHyun menegak air mineral Jongdae. Melihat wajah temannya merah padam karena tersedak Jongdae hanya bisa tertawa, sedikit jahat memang.

“Kalau aku mati sebelum menyatakan cinta pada Jieun, aku bersumpah akan menghantuimu seumur hidup Kim Jongdae,” ucap BaekHyun jengkel, tapi Jongdae yang disumpahinya hanya meledek dengan menjulurkan lidahnya.

“Lalu apa yang akan kau lakukan?” Tanya Jongdae saat BaekHyun selesai dengan acara tersedaknya.

“tidak akan aku ceritakan padamu,” jawab BaekHyun yang masih membersihkan wajahnya dari remah roti.

“ya ya ya, aku memang tidak perlu tahu, tapi nanti juga ada yang minta bantuan,” ucap Jongdae yang dijawab delikan BaekHyun.

“masih ada Chanyeol yang akan membantuku,”

Jongdae mengangguk sambil menegak air mineralnya, “semoga Chanyeol juga tidak tertarik pada Jieun, bukannya kalian memiliki selera perempuan yang sama?”

Satu jawaban Jongdae yang sontak mempause aktivitas BaekHyun. Dia menatap kearah Jongdae kemudian berdecak kesal. “Kau betul, bocah itu adalah copycat Byun BaekHyun. Apapun yang kusukai dia juga pasti suka, ini bahaya,”

“Maka dari itu ikuti saranku saja,”

“Apa?”

Jongdae menghentikan gerakan sendok diatas makan siangnya kemudian menatap BaekHyun dengan satu senyum nakal, “Kalian pacaran saja,” ucap Jongdae sambil melanjutkan makannya.

PAK!

BaekHyun menghantamkan botol air mineral kosong didepan mereka tepat dikepala Jongdae. Dari suaranya sepertinya hantaman itu lumayan sakit, terlihat dari Jongdae yang sekarang tengah mengusap kepalanya tapi bersamaan dengan tawa.

“Aku lebih baik menikah dengan kucing sekolah daripada harus menjalin hubungan hina seperti itu,”

“Hahahha…. Aku bercanda Bung,” jawab Jongdae.

.

.

Ingat! Tidak ada yang kebetulan didunia ini.. -BaekHyun.

Jongdae tengah membereskan ruangan latihan klub musik –karena memang giliran piketnya, ketika BaekHyun berlari kearahnya yang sontak menciptakan keributan.

“Dimana Byun BaekHyun, disana keributan tercipta,” ucap Jongdae bangkit dari duduk istirahatnya. “Kenapa?”

BaekHyun nampaknya habis berlari, terlihat dari nafas yang tersengal dan bulir keringat didahinya. “B- ban- bantu a- aku..” jawab BaekHyun kemudian.

“Bantu apa?”

BaekHyun menghirup udara banyak – banyak kemudian menatap Jongdae yakin. “Mendapatkan Taeyeon Sunbae,”

Satu jawaban yang membuat Jongdae kaget. “Apa?”

Kim Taeyeon. Perempuan yang terkenal disekolah karena kemampuan bernyanyi juga wajah cantiknya, kebetulan Taeyeon ini adalah ketua dari klub yang BaekHyun dan Jongdae ikuti. Klub musik.

Selain dua faktor itu, anggota klub mengenal baik Taeyeon sebagai senior yang sangat memperhatikan Juniornya. Dia sangat ramah dan baik dengan siapapun. Lalu BaekHyun dan Taeyeon? Hanya karena kebetulan mereka pernah memiliki projek bersama beberapa minggu lalu.

Tapi itu hanya projek duet untuk festival anak bahasa, apa yang membuat Baekhyun jadi putar haluan dari Jieun pada Taeyeon Sunbae? Fikiran itu terus berputar dalam benak Jongdae.

BaekHyun menceritakan semuanya. Hari ini anak bahasa tengah melakukan bazar dan menggelar banyak stand. Dan dari sekian banyak stand, Baekhyun tertarik pada stand dengan banner bertuliskan ‘Where your heart belong to..’ sebuah stand yang menurut Baekhyun akan meramal siapa cinta sejatimu.

Jika itu Jongdae, mungkin dia akan sadar bahwa semua itu hanya permainan penghibur belaka. Tidak ada hubungannya kartu – kartu atau mantra – mantra dengan menemukan cinta sejatimu. Tapi tidak dengan BaekHyun, dia mempercayai ramalan itu. Dimana, mantra Baekhyun jatuh pada Taeyeon, senior mereka.

Dan bodohnya sekarang, Jongdae tidak bisa menolak saat BaekHyun menggeretnya menuju stand ramal itu. Jongdae ingin kabur, tapi entah mengapa cengkraman Baekhyun sangat kuat hari itu.

“Taeyeon Sunbae, Taeyeon Sunbae lah yang menyapaku setelah aku keluar dari stand itu, padahal sepanjang jalan banyak murid yang aku kenal… bahkan Jieun,”

“Itu Cuma kebetulan Baek-”

syut! Tidak ada yang kebetulan didunia ini Jongdae, kau harus mencoba ramalan itu,”

heh?

“Dengan itu kau juga bisa melepaskan gelar Solo-Boy dan mendapatkan pendamping,”

“Kau gila,”

“dan aku bertaruh kau pun akan gila setelah keluar dari stand itu ketika tahu siapa yang menyukaimu,”

Jongdae baru akan menyela kalimat BaekHyun namun temannya ini sudah mendorongnya memasuki satu stand yang ditutupi dengan kain berwarna Pink. Seperti yang BaekHyun ceritakan, didepan stand itu ada Banner tertulis dengan huruf besar – besar, ‘Where your heart belong to..

Didalam ruangan kecil dadakan itu terdapat empat kursi saling berhadapan dan satu meja yang juga ditutupi kain pink menjadi penyekat antara dua kursi. Diatas meja terdapat dua ukiran bintang dan satu buku tua tebal dengan ukiran hidup pada jilidnya. Disana juga terdapat seorang perempuan yang berdandan ala Lolita ghotic duduk dikursi sebrang mereka.

“Victoria Sunbae?” sapa Jongdae saat mengenali perempuan didepannya.

“Hai Jongdae, kau mau mencoba ramalan ini?” Tanya balik Victoria,

“Tidak aku hany-”

“Iya Sunbae, Jongdae juga ingin mencobanya,” sela BaekHyun sambil memaksa Jongdae duduk dikursi yang sudah disediakan. Sekarang mereka tepat berhadapan dengan Victoria.

“BaekHyun? Bagaimana, kau medapat jawaban dari ramalahnku?” Tanya Victoria sambil tersenyum kearah Baekhyun.

Tentu BaekHyun sangat antusias, dia mengangguk dan tersenyum manis. “Sudah Sunbae, aku mendapatkan jawabannya, sekarang bantu temanku ini,”

tsh- ini hanya permainan Baek,” ucap Jongdae.

“Permainan kadang bisa menjadi jembatan Jongdae,” ucap Victoria menyela.

“Sunbae bukan maksudku untuk meragukan permainan ini, hanya aku bukan tipikal yang mempercayai hal seperti ini,”

“Aku tahu, tidak masalah, jadi ingin bermain?”

Belum Jongdae menjawab, BaekHyun sudah meletakan dua tangan Jongdae diatas ukiran bintang didepan mereka. “Lakukan sekarang Sunbae,” ucap BaekHyun.

Jongdae hanya bisa mengerang tapi juga tidak bisa menolak, karena merasa segan dengan seniornya ini. Akhirnya dia menyerah dan menuruti BaekHyun dengan membiarkan tangannya terletak diatas ukiran bintang selama senior mereka membacakan mantra – mantra dari buku kuno itu.

Sekitar lima menit Victoria membaca ini itu kemudian mendekatkan ukiran bintang yang berjauhan dengan tangan Jongdae tetap diatasnya. “Selesai, sekarang keluarlah dari sini, orang pertama yang menyebut namamu, orang itulah yang akan menjadi pemberhentian hatimu”

Jongdae rasanya ingin tertawa saat itu juga, bagaimana bisa hal semacam ini dia percayai. Tapi karena yang mengatakan itu adalah seniorya, dia hanya bisa mengangguk kemudian keluar dari ruangan itu.

“Jadi? Orang yang pertama menyebut namamu Taeyeon Sunbae?” Tanya Jongdae.

“Betul, padahal banyak sekali orang yang aku kenal diseluruh sekolah, tapi saat aku berada dilantai dua disana ada Taeyeon Sunbae dan dia menyapaku dengan menyebut namaku, ah ini-”

“Bodoh, aku tidak percaya,” jawab Jongdae sambil berlalu meninggalkan BaekHyun.

.

.

Jangan pernah mempermainkan HATI dan KEYAKINAN -jongdae.

“Kebetulan, kebetulan,” kata itu terus Jongdae rapalkan sejak keluar dari stand ramal Victoria dan mendapati tidak ada satu orangpun yang menyapanya. Sepanjang lorong sekolah, mereka yang mengenal Jongdae hanya tersenyum atau mengangguk, begitupula dengan didalam kelas, mereka tidak ada yang menyapa Jongdae.

Hati kecil Jongdae mulai ragu dan perlahan dia mempercayai ramalan itu. Apa benar?. Setelah bel pulang berbunyi, dengan segera Jongdae meraih tasnya dan keluar kelas. Sengaja dia mengambi jalan jauh mengitari sekolah, dia penasaran dengan ramalan ini. Masih, tidak ada yang menyapanya.

Tanpa sadar Jondae mempercayai ramalan itu. “Nampaknya, jodohku tidak ada disekolah ini, baguslah,” ucap Jongdae sambil berjalan menuju pelataran parkir.

“Jongdae, Kim Jongdae,”

Deg.

Langkah Jongdae terhenti, tubuhnya kaku dan dia rasakan dadanya berdebar dua kali lebih cepat saat dia mendengar seseorang memanggil namanya. Kalimat Victoria kembali terngiang dalam telinganya. sekarang keluarlah dari sini, orang pertama yang menyebut namamu, orang itulah yang akan menjadi pemberhentian hatimu.

Pemberhentian hati? Apa itu artinya kekasih? Tapi Jongdae kenal suara ini. Dengan ragu, Jongdae membalikan tubuhnya kemudian mendapati perempuan dengan rambut dikepang dua tengah berlari kearahnya.

“Son Neil?” ucap Jongdae gemetar.

.

.

Aku hanya khawatir padamu -Neil.

Kini Jongdae merutuki dirinya untuk menuruti BaekHyun memasuki stand ramal itu. Percaya atau tidak, kebetulan atau tidak Jongdae sekarang merasakan perasaannya bergejolak tidak karuan. Bagaiman bisa tepat sekali Neil menjadi orang yang pertama menyapanya?

Bayangan Jongdae kembali pada insiden Neil menyatakan cinta padanya, kemudian ketika Neil memeluknya begitu erat beberapa bulan lalu. Memang tidak jarang mereka berbagi pelukan, hanya saja waktu itu Neil memeluknya dengan perasaan mencintainya.

Dan ramalan bodoh itu membuat Jongdae sulit memejamkan matanya malam ini. Mungkinkah Neil masih mencintainya? Imanjinasi Jongdae semakin liar, dia mulai berspekulasi alasan mengapa Neil menjauhi BaekHyun, mungkinkah karena Jongdae? Lalu bagaimana dengan lelaki bernama Joonmyeon? Tapi kalau diingat – ingat Jongdae belum pernah bertemu lelaki itu, apa Neil berbohong? Apa Neil selama ini menutupi perasaannya dengan mengarang seribu cerita? Banyak yang bilang perempuan itu lihai menyembunyikan perasaan. Mungkinkah?

Ah sial, seharusnya aku tidak mencoba ramalan bodoh itu,” teriak Jongdae sambil membenamkan kepalanya dibawah selimut. Semua ini sungguh mengganggunya.

Jongdae baru saja akan meneriakan kekesalannya saat ponsel hitam miliknya berkelap – kelip tanda ada telfon masuk. Dengan segera Jongdae meraih ponselnya dan membaca nama dibalik panggilan masuk ini.

“Neil..” ucap Jongdae, ragu datang. Entahlah dia terlalu bingung sekarang, tapi dengan segera Jongdae menyapu layar ponselnya. “ehm ada apa?” ucap Jongdae.

“Jongdae-ya..” ucap Neil dari sebrang sana dengan nada suara yang Jongdae sulit artikan.

“K-ke-kenapa Neil-ah,,” Tanya Jongdae dengan suara gugup. Dia gugup sekarang.

Ada jeda, yang terdengar hanya suara deru nafas Neil disebrang sana. Fikiran Jongdae kembali melayang tanpa arah, apa Neil akan menyatakan cintanya lagi? jika Iya, aku sungguh akan membunuh BaekHyun.. “Neil-ah?

“Kau baik – baik saja?” Tanya Neil kemudian.

“Maksudmu?”

“Kau Nampak aneh Jongdae, waktu pulang sekolah kau diam sepanjang jalan, wajahmu pucat dan saat melihatku kau seperti melihat hantu, ada apa?”

Lega.

Tanpa sadar Jongdae menghembuskan nafas lega saat diam mereka terpecahkan dengan Neil menanyakan keadaannya. “Aku baik – baik saja, memang apa yang berbeda?”

“Yang seperti aku bilang tadi, sepanjang jalan pulang biasanya kau bercerita banyak tadi kau diam saja, aku bercerita kau hanya menimpali ya, ehm lalu.. ini menyebalkan kau tahu?”

Jongdae kembali menghembuskan nafas lega saat mendengar nada cerewet Neil, Byun BaekHyun kau selamat. “Semua ini gara – gara Byun BaekHyun,” jawab Jongdae kemudian.

“BaekHyun? Ada apa dengan temanmu itu?”

“Pokoknya hari ini dia sangat menyusahkanku dengan semua kelakuan bodohnya,”

“Hahaha, sudah kubilang, temanmu itu sedikit aneh,”

“Bukan sedikit Neil-ah tapi sangat,

“Hahahha, setuju setuju..”

“Ah, Jongdae jadi bagaimana dengan permintaanku tadi sore?” Tanya Neil kemudian.

Jongdae terdiam, kedua alisnya bertaut. Permintaan? Apa yang Neil minta? “Apa?”

“Nah, kan, sesuai tebakanku, kau tidak mendengarkan apa yang aku katakan.. dasar,”

“Maaf – maaf, Byun BaekHyun meninggalkan kerusakan cukup dalam pada otaku tadi sore, jadi ada apa?”

“Kau ingat dengan Joonmyeon yang aku ceritakan?”

“Lelaki yang kau sukai?”

“Ehm, kami akan berkencan untuk pertama kalinya. Bukan kencan pacar, tapi untuk mengenal satu sama lain, aku mau kau menemaniku, takutnya dia aneh seperti BaekHyunmu itu jadi kau bisa langsung membawaku kabur,”

Jongdae tertawa. Ya, ramalan hanyalah ramalan, bodoh untuk orang – orang yang percaya dengan hal semacam itu, termasuk Byun BaekHyun. Teman bodoh Jongdae.

“Baiklah,” jawab Jongdae sambil bangkit dari tempat tidurnya berjalan kearah cermin kemudian tersenyum.

.

.

Mereka yang peduli padamu bukan berarti jatuh cinta padamu bukan? -Victoria.

Ramalan memang hanyalah sebuah permainan, yang sampai kapanpun Jongdae tidak akan percaya. Jelas bukan dengan insiden kemarin malam? Hampir saja Jongdae terperangkap ramalan itu dengan mempertanyakan perasaan Neil, untung Jongdae tidak sampai melontarkan pertanyaan bodoh pada Neil, ‘Neil-ah? Kau masih mencintaiku?’

Jika hal itu sampai terjadi, Jongdae sungguh akan membunuh Byun BaekHyun. Dan sekarang disini Jongdae, lantai tiga gedung sekolah, area murid jurusan Bahasa. Jongdae mencari Victoria.

“Victoria Sunbae..” teriak Jongdae saat mendapati perempuan dengan rambut hitam sepunggung tengah berjalan beberapa langkah didepannya. Perempuan itu segera berbalik dan kaget melihat Jongdae mencarinya.

“Ada apa?”

“Bisa bicara sebentar Sunbae?”

“Tentang?”

“Ehm ten-”

Victoria tersenyum, “Ikut aku,”

Mereka melangkah terus lurus, melewati kelas Victoria, tersu berjalan sampai mereka sampai diujung lantai tiga, kemudian duduk ditangga bagian belakang bangunan. “Kau ingin bertanya tentang ramalan itu bukan?” Tanya Victoria membuka percakapan.

Jongdae mengangguk. “Tentang kalimat Sunbae kemarin pemberhentian hatimu apa itu bermakna seseorang yang mencintai kita? Kekasih?” Tanya Jongdae.

Victoria tersenyum. “Siapa yang pertama menyapamu?”

“Itu tidak penting Sunbae, aku hanya penasaran dengan arti kalimat itu, dan kenapa dengan kebetulan semua orang tidak ada yang menyapaku,”

“Ingat Jongdae tidak ada kebetulan didunia ini, dan arti kalimat itu, tidak selamanya pemberhentian hati adalah kekasih, itu bermakna luas, artinya orang itu sangat peduli padamu, peduli bukan berarti harus menjadi kekasih bukan?”

Jongdae mengangguk. “Lalu dengan sapa – menyapa itu?”

“Hahaha, nampaknya kau sangat penasaran Jongdae, baiklah aku jelaskan secara rinci magic yang aku lakukan kemarin,”

“Apa kau ingat dengan mantra – mantra yang kemarin aku ucapkan?”

Jongdae menggeleng. “Aku tidak bisa mengingatnya, Sunbae hanya mengucapkan serentetan kalimat menyeramkan,”

“Nah itu dia, memang tidak ada makna dari mantra itu, tapi ada efek. Aku mengucapkan serentetan kalimat menyeramkan yang sontak membuat kalian ketakutan, apa kalian sadar tubuh kalian gemetar, wajah pucat dan berkeringat dingin? Aku menggunakan sugesti untuk menakut – nakuti kalian,”

“Imbasnya? Orang akan aneh melihatmu tidak seperti biasanya dan merasa segan untuk menyapa, itu mengapa aku mengatakan orang yang pertama menyapamu adalah pemberhentian hatimu, karena mereka peduli dengan kalian. Karena peduli, mereka akan menyapa dan bertanya, Kau baik – baik saja?

“Bagaimana?”

Jongdae sempurna takjub dengan penjelasan Victoria. Tanpa bisa berkata – kata, Jongdae hanya mengangguk.

“Siapa yang menyapamu?”

“Sahabatku, dia perempuan, maka dari itu aku sempat kacau,”

“Hahaha, percayalah, dia sahabat yang peduli padamu,”

“itu sangat jelas,” jawab Jongdae sambil tersenyum. “Tapi Sunbae, kau hebat sekali, dari mana mendapat pemikiran seperti itu?”

“Kalau itu rahasiaku, dan.. jangan beri tahu ini pada siapapun, terlebih pada temanmu, BaekHyun,”

“Hahah, pasti, aku tidak akan membuat dia kecewa, tapi apa sungguh Taeyeon Sunbae peduli pada BaekHyun?”

Victoria menautkan kedua alisnya. “Taeyeon? Kim Taeyeon?”

“Hemh, dia yang pertama menyapa dan menanyakan keadaan BaekHyun?”

“Woah..” jawab Victoria kaget.

Satu kata dari Victoria yang Jongdae tidak tahu artinya, saat Jongdae Tanya lagi Victoria tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya. Apapun itu yang terjadi antara BaekHyun dan Taeyeon Sunbae, Jongdae merasa hidupnya kembali damai. Setidaknya dia dan Neil bisa menjadi sahabat sampai beribu – ribu tahun yang akan datang. Dan Jongdae berharap Joonmyeon –pria yang di sukai Neil, memang lelaki yang bisa dipercaya.

.

.

Kkeut.

Penulis:

Sometimes you gotta be BOLD, just rock the world... Boo-yah!

40 tanggapan untuk “My Heart Belong to…

  1. tadinya kupikir jongdae-neil bakal jadian.. eh trnyata nggak..
    yah.. emang lebih baik sahabatan aja sih..
    tapi gimana tuh nasib neil-junmen?? 😀

  2. salut bgt liat btapa dewasanya Victoria eonni ngjelasin ke chen oppa.
    Chen oppa sama Park Hani ajah dipelototinAuthor
    ceritanya keren dan logis bgt, keep writing, Authornim

  3. tetap sahabat ya ? gabisa lebih ? kalo nanti niel sama jongdae akhirnya nikah gimana ? kan statusnya bukan kekasih tapi suami istri hahahahah :v
    keep writing

  4. tetep ya.. temenan. kirain jongdae akhirnya suka neil. jongdae smpet bingung jg tu. tp neilny nyantai aj, bs ya mrk ttp baek2 aj tu. ksannya mrk dewasa

  5. peduli bukan berarti cinta…tapi kadang perempuan terjebak sendiri pada kepeduliannya…. Semoga persahabatan Neil dan Chen terus berlanjut….

Your Comment Please